Didiet Maulana Sukses Gelar Fashion Show Terbesar Svarna by IKAT

- Svarna by IKAT Indonesia sukses menghadirkan pagelaran busana tunggal "Puspa Senandika" dengan tema bunga yang penuh makna.
- Show tunggal ini menjadi momentum bermakna dari perjalanan 12 tahun lini fashion Svarna, dirancang selama 3 bulan dengan wedding attire tradisional.
- Peragaan busana terbagi dalam 3 sequence dengan nuansa etnik, tradisional-modern, dan kebaya serta memperlihatkan identitas budaya Nusantara.
Jakarta, IDN Times - Svarna by IKAT Indonesia sukses menghadirkan pagelaran busana tunggal dengan tajuk "Puspa Senandika". Fashion show terbesar dari Svarna by IKAT Indonesia tersebut, jadi penanda perjalanan 12 tahun lini busana karya desainer Didiet Maulana.
Didiet dalam press conference di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (8/11/24) lalu, menjelaskan lebih lanjut terkait makna dan cerita di balik pagelaran busana pertama dari lini bisnis fashion Svarna. Fashion show ini terbilang spesial. Didiet tak hanya memamerkan karya terbaik, namun juga narasi dengan tema bunga yang penuh makna.
1. Puspa Senandika menjadi fashion show pertama dan terbesar dari Svarna by IKAT Indonesia

Show tunggal dari Svarna menjadi momentum bermakna dari perjalanan 12 tahun lini fashion ini berdiri. Pagelaran yang dirancang selama kurang lebih 3 bulan itu, menjadi peragaan pertama dari wedding attire bernuansa tradisional yang kental.
Disampaikan oleh Didiet dalam kesempatan yang sama, "Senang sekali bisa memperagakan koleksi dan kalau ini bisa dibilang show tunggal pertama, Svarna yang terbesar. Kalau untuk Ikat Indonesia sendiri, kita berdiri sejak 2011, tapi waktu itu Svarna-nya berdirinya justru 2012. Jadi, sekarang 12 tahun."
2. Puspa Senandika berarti katakan dengan bunga

Fashion show dari Svarna mengangkat tema Puspa Senandika yang diartikan katakanlah dengan bunga. Pagelaran ini digambarkan seperti sebuah cerita atau dialog yang dituturkan melalui busana. Tentunya, Didiet menghadirkan koleksi terbaik dengan aksen bunga serta merealisasikan fashion show-nya bak pagelaran seni yang bermakna.
"Namanya Puspa Senandika, puspa itu dari bunga, senandika itu monolog atau dialog. Jadi, katakan dengan bunga," kata Didiet.
Didiet menuangkan item bunga dalam bentuk embroidery, payet, kain tradisional, hingga perhiasan. Ia juga mengangkat jenis bunga khas Indonesia dalam setiap modelnya.
"Jadi, sebenarnya semua karya itu ada bunganya. Gak cuma baju, tapi dari hiasan rambut, pemilihan lagu juga tentang bunga, flower, roses, dan juga nanti bisa melihat tenun-tenun di mana kami persembahkan tenun motif bunga," jelasnya.
3. Peragaan busana Puspa Senandika dibagi menjadi 3 rangkaian show yang memiliki cerita dan filosofi tersendiri

Peragaan busana Puspa Senandika akan terbagi dalam tiga bagian. Setiap rangkaian atau sequence-nya mengangkat konsep dan tema busana yang berbeda.
Untuk sequence pertama, Didiet mengangkat tema etnik, baik untuk desain busana, makeup, hingga nuansa yang dihadirkan. Inspirasinya diangkat dari penampilan perempuan dan laki-laki tahun 1920an.
"Kita akan bagi dalam 3 sequence atau cerita. Sequence pertama itu look-nya lebih tradisional dan dari segi makeup juga terkonsep," ujarnya.
Sementara untuk sequence kedua, menampilkan desain busana tradisional dengan paduan yang lebih modern. Hasil akhirnya adalah penampilan yang stylish untuk look masa kini.
"Mungkin sebelumnya, perempuan mengenakan kain. Tapi, look kedua ini kita ingin memperlihatkan bahwa ternyata dia beradaptasi. Akan banyak kebaya-kebaya tapi dipadukan dengan celana," tambahnya.
Untuk sequence ketiga, Svarna tetap berusaha menghadirkan kekhasan dalam brand tersebut. Didet menyampaikan, dalam urutan ketiga sekaligus menjadi puncak peragaan busana, Svarna akan hadir dengan rancangan kebaya.
4. Setiap sequence memiliki nuansa berbeda dengan pembacaan narasi oleh Andien Aisyah

Setidaknya, Didiet akan menampilkan 90 koleksi busana rancangannya pada peragaan busananya. Uniknya, dalam setiap sequence akan dihadirkan dialog atau narasi yang dibawakan oleh penyanyi Andien Aisyah untuk menghidupkan suasana.
"Kalau ditanya jumlah koleksinya, koleksinya akan ada lebih dari 90 koleksi. Jadi mungkin bukan melihat fashion show ya, mungkin melihat persembahan cerita. Yang menariknya lagi, di setiap sequence akan dibuka oleh narasi di mana narasinya itu akan dibacakan oleh Andien," kata Didiet.
5. Puspa Senandika menghadirkan kain khas Nusantara dengan jenis bunga dari Indonesia

Tak melepaskan identitas budaya, Didiet tetap menghadirkan kain khas Nusantara seperti batik hingga songket. Mulai dari batik Cirebon, sogan Jawa Tengah, songket Sumatera (Jambi, Padang, dan Palembang) turut dihadirkan dalam fashion show Puspa Senandika.
Selain itu, elemen bunga yang menjadi objek utama dalam tema kali ini, juga diangkat dari kekhasan Indonesia. Didiet mengaku bunga menjadi hal yang tak bisa dilepaskan dari memori masa kecilnya.
"Malam ini inspirasinya juga dari bunga-bunga Indonesia, ada kenanga, cempaka, anggrek, mawar, melati," tutupnya.