Pernahkah kamu mendengar istilah "Afropolitan"? Dalam dunia fashion, Afropolitan dikenal sebagai fashion yang berasal dari benua Afrika. Karena itu, desain dan motif yang kamu lihat akan terkesan Afrika sekali. Meski belum setenar fashion dari benua lainnya, tapi fashion ini gak kalah menarik lho!
Mau tahu seperti apa? Ini dia fashion Afropolitan, mode simbol kebebasan dan kemerdekaan dari benua Afrika.
Seperti yang kita tahu, suku-suku di pedalaman Afrika menyukai aksesoris-aksesoris etnik seperti anting, gelang, kalung, dan tutup kepala yang unik. Hal ini menjadi kekuatan fashion Afropolitan untuk dipadupadankan dengan fashion bernada modern.
Afropolitan adalah istilah yang merujuk pada tastemakers global berdarah Afrika yang gencar memajukan budaya benua Afrika di dunia. Biasanya, desainer-desainer yang terlibat di dalamnya berasal dari Nigeria, Maroko, dan Afrika Selatan di mana ketiganya pernah dijajah oleh bangsa asing seperti Spanyol dan Inggris.
Kalau turban, kamu pasti sudah tidak asing kan? Penggunaan turban pernah dipopulerkan oleh penyanyi Erykah Badu. Di Indonesia, Rieka Roeslan menggunakannya. Siapa sangka, inilah simbol kepercayaan diri wanita Afrika dari berbagai macam paradigma yang selama ini mendera wanita?
Tak lagi suram, warna-warna dalam motif fashion Afropolitan menggambarkan semangat orang keturunan Afrika untuk sukses dan berkiprah di dunia. Bisa kamu lihat, warna-warna cerahnya sangat menarik untuk semua orang dan menyenangkan hati bukan?
Aya Morrison dikenal dengan kemampuannya untuk memadukan motif kontemporer Afrika Barat dengan desain modern yang wearable. Selain baju renang dan aksesoris, kamu bisa menemukan koleksi dress simple bikinannya.
Keunikan hasil karya Duro terletak pada detail busana, kematangan konsep, dan kemewahan materialnya. Ia selalu konsisten menampilkan itu dalam setiap koleksinya. Duro juga menjadi salah satu motor penggerak mode Afrika di dunia dengan mendesain busana untuk istri mantan Presiden Amerika, Michelle Obama.
Yang menjadi ciri khas dari Hazel adalah kemampuannya memadukan motif dan warna terang khas Afrika dalam kain berbahan sutra. Ia memadukan teknik drapping dan pleats yang tak kalah seru dengan motif kontemporer.
Korlekie adalah lulusan London College of Fashion. Namanya cukup diperhitungkan di Inggris karena mampu mencampurkan embellishment, manik-manik, hingga detail buatan tangan yang membuat rancangannya berbeda sendiri. Modern dan mistik jadi dua genre yang menggambarkan karya agungnya.
Setelah mengenal fashion Afropolitan, fashion simbol kebebasan dan kemerdekaan dari benua Afrika, kita sadar bahwa negara berkembang juga dapat menunjukkan kegarangannya di mata dunia. Jika digarap benar-benar, bukan tak mungkin menggeser dunia mode yang ada sekarang. Semoga Indonesia juga dapat mengekor lebih jauh, ya!