Bukan SLS, Ini Jenis Perawatan Rambut yang Sebaiknya Dihindari

- SLS bukanlah kandungan yang wajib dihindari, kecuali bagi yang sensitif. Kandungan lain seperti silikon, sulfate, dan paraben justru lebih berbahaya untuk kesehatan rambut.
- Silikon dapat merusak rambut dengan menumpuk dan membuatnya sulit bernafas. Sulfate dan paraben memiliki dampak jangka panjang yang berbahaya, termasuk risiko kanker.
- Pilih produk perawatan dengan komposisi tidak terlalu banyak, mengandung bahan vegan seperti hydrolyzed wheat starch dan hydrolyzed wheat protein. Perhatikan juga teknologi pengembangan produk serta pilihan produk digunakan oleh salon ternama.
Jakarta, IDN Times - Kalau urusan perawatan rambut, istilah seperti "non SLS" sering jadi bahan pembicaraan. Banyak yang mulai sadar akan bahan-bahan kimia dalam sampo dan produk perawatan lain, terutama karena efek samping yang bisa bikin rambut jadi kering atau malah rusak.
Namun nyatanya, SLS (Sodium Lauryl Sulfate) bukanlah kandungan yang amat wajib kamu hindari, kecuali kamu sensitif terhadap kandungan ini. Pasalnya. SLS hanyalah agen pembersih yang dapat menghilangkan minyak dan kotoran di kulit kepala.
“Kalau kandungan SLS-nya sedikit, sebenarnya masih aman karena tubuh kita bisa memprosesnya. Tapi memang, untuk yang punya kulit kepala sensitif, sebaiknya hindari,” jelas Ricky Mulyadi, Founder PMI Haircare, saat konferensi pers peluncuran K18 dan GHD di Double Tree by Hilton, Jumat (8/11/2024).
Ternyata, ada lebih banyak bahan lain yang patut diwaspadai. Beberapa bahan ini, jika digunakan secara rutin, justru dapat merusak kesehatan rambutmu dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.
1. Produk perawatan rambut dengan bahan silikon

Salah satu kandungan yang perlu diwaspadai saat membeli produk perawatan rambut adalah silikon. Biasanya, nama lain yang kerap dicantumkan yakni dimethicone. Kandungan ini cukup berbahaya karena lapisannya dapat menumpuk di rambut, membuat rambut sulit bernafas.
"Silikon meskipun gak menyebabkan kanker, dapat terus menumpuk dan menempel di rambut. Kalau rambutnya terlalu banyak silikon akan sulit bernafas dan ketika dicatok atau di-styling, itu bisa menyebabkan rambut semakin rusak," ucap Ricky.
Silikon yang melapisi rambut memang dapat membuat rambut terasa halus. Namun, silikon yang menumpuk justru dapat membuat rambut kering. Untuk itu, sebaiknya kamu menghindari produk yang tmemiliki efek menghaluskan terlalu ekstra karena bisa jadi produk tersebut memiliki kandungan silikon di dalamnya.
2. Memiliki kandungan sulfat dan paraben yang memiliki bahaya jangka panjang

Menurut Ricky, meskipun SLS kerap menjadi perbincangan, terdapat kandungan lain yang perlu diwaspadai penggunaannya. Pasalnya, produk perawatan rambut yang menggunakan sulfate dan paraben, memiliki dampak jangka panjang yang lebih berbahaya.
"Kandungan-kandungan ini yang dikenal sebagai formaldehida dapat menumpuk di rambut lalu di badan, dan bisa menyebabkan kanker. Untuk rambut juga bahan sulfat bisa menyebabkan rambut kering dan rusak," ujarnya.
Adapun kandungan paraben dinilai tidak aman apabila memiliki komposisi yang terlalu banyak di dalam suatu produk. Kandungan ini juga berpotensi menyebabkan rambut menjadi kering, rapuh, kusam, sulit diatur, dan mudah bercabang. Bagi kamu yang suka mewarnai rambut, bahan kimia ini juga dapat memudarkan warna rambut dan menyebabkan rambut rontok.
3. Produk perawatan rambut yang memiliki terlalu banyak kandungan di dalamnya

Menurutnya, rambut kita tidak didesain untuk produk-produk yang terlalu berat. Sebagai pakar, ia pun menyarankan untuk memilih perawatan dengan komposisi yang tidak terlalu banyak. Menurutnya, akan lebih baik untuk memilih produk yang memiliki kandungan vegan, seperti hydrolyzed wheat starch yang bisa memperkuat lapisan rambut.
Selain itu, ia juga menyarankan untuk memilih produk perawatan yang memiliki kandungan hydrolyzed wheat protein yang bisa menembus kutikula rambut dan membantu mendapatkan kembali massa rambut. Produk-produk dengan kandungan vegan ini pun dinilainya lebih aman, terutama bagi kamu yang memiliki kulit sensitif.
4. Yang hanya mementingkan branding, tetapi teknologi yang digunakan sudah kuno

Teknologi juga memainkan peranan penting dalam meningkatkan kualitas suatu produk. Pasalnya, dengan teknologi yang semakin berkembang, ia pun menyarankan konsumen untuk melihat bagaimana suatu produk dikembangkan. Misalnya, jika suatu produk hanya melakukan rebranding dan repackaging, ini hanyalah bentuk bahwa produk tersebut tidak fokus mengutamakan kebutuhan konsumen.
"Banyak brand yang sebenarnya memakai teknologi yang sudah usang. Tetapi, mereka melakukan branding dan messaging yang bagus, seperti dibungkus ulang kemasannya. Nah, ini yang harus diperhatikan," ucap Ricky saat diwawancarai awak media.
Untuk itu, ia mengingatkan agar para konsumen lebih cermat dalam memilih produk, tidak hanya tergiur oleh kemasan baru atau kampanye pemasaran yang menarik. Teknologi yang tepat dan mutakhirlah yang seharusnya jadi indikator penting dalam menentukan kualitas produk.
5. Tipsnya, carilah produk perawatan rambut yang sering digunakan profesional atau salon!

Terakhir, ia juga menyarankan untuk melihat produk perawatan rambut yang kerap digunakan oleh profesional atau salon ternama. Produk-produk ini umumnya sudah melalui tahap uji coba dan demo sebelum masuk ke pasar sehingga manfaatnya cenderung lebih teruji dan efektif.
"Brand yang perlu diwaspadai itu brand yang mengutamakan omset dan target ya. Jadi, biasanya mereka mendorong salon untuk membeli sekian dengan target sekian. Yang mana, kalau salon diberi pressure, akibatnya kreativitas salon bisa terhambat dan mereka jadi lebih fokus pada kuantitas daripada kualitas layanan," tutupnya.
Untuk itu, Ricky menyarankan konsumen untuk lebih teliti dan mencari tahu produk mana yang dipercaya oleh salon-salon terkemuka. Menurutnya, produk yang digunakan oleh para profesional umumnya dipilih dengan pertimbangan kualitas dan hasil yang optimal, bukan hanya sekadar tren atau tekanan dari pihak produsen.