Perempuan Memantaskan Diri, Apakah Hanya untuk Dilamar?

Padahal untuk dirinya sendiri kok

"Kalau kamu gak bisa masak dan bersih-bersih, suami kamu gimana?"

Apakah kamu sering mendengar kalimat demikian? Mungkin, kalimat ini bermaksud membuat perempuan terpicu untuk memantaskan dirinya. Namun, kalimat tersebut juga seolah-olah menyuruh perempuan memantaskan diri untuk dilamar, bukan untuk dirinya sendiri.

Membahas hal ini, Dea Safira, pegiat isu perempuan sekaligus penulis buku 'Membunuh Hantu-hantu Patriarki' membagikan pandangannya melalui live instagram @perempuanberkisah (21/7/20). Begini pemaparannya!

1. Perempuan dianggap perlu sekolah tinggi untuk mendapat suami yang sepadan

Perempuan Memantaskan Diri, Apakah Hanya untuk Dilamar?Pexels.com/Christina Morillo

"Zaman dulu, perempuan lulus sekolah langsung dinikahkan. Tapi sekarang, mereka kuliah supaya cari suami yang sepadan," papar Dea Safira lewat live instagram pada Selasa (21/7/20).

Sebagai penggiat isu perempuan, ia melihat bahwa perkembangan zaman masih belum mengubah pola pikir patriarki terkait perempuan memantaskan diri untuk dinikahi. Dea pun lahir dalam keluarga dengan budaya patriarki sehingga ia merasakan efek pola pikir tersebut pada dirinya. 

"Dulu itu, almarhum Ibu saya juga menyuruh saya untuk mendapat pekerjaan yang berderajat, tapi biar aku dapat suami yang berderajat juga," tuturnya.

2. Di satu sisi, perempuan yang terlalu hebat dianggap mengancam martabat laki-laki

Perempuan Memantaskan Diri, Apakah Hanya untuk Dilamar?unsplash.com/Christina

Lalu, apa yang terjadi kalau perempuan berhasil sekolah setinggi mungkin dan mendapat pekerjaan terbaik? Perempuan bisa dianggap mengancam martabat laki-laki, sehingga juga susah untuk menikah. Hal ini pun dirasakan oleh Dea. 

"Ibuku pernah bilang kalau kamu terlalu pintar, nanti gak ada cowok ada yang suka sama kamu," paparnya.

Meskipun begitu, Dea tidak bisa menerima pola pikir tersebut. Ia belajar dan bekerja sebaik mungkin untuk dirinya. Mengapa ia harus merendahkan kualitas dirinya hanya untuk mendapat suami?

3. Budaya patriarki juga membuat perempuan merasa insecure apabila tidak bisa melakukan kerja domestik

dm-player
Perempuan Memantaskan Diri, Apakah Hanya untuk Dilamar?Unsplash.com/ Jason Briscoe

Gak hanya itu, Dea juga melihat banyak perempuan merasa insecure karena tidak bisa melakukan pekerjaan domestik seperti memasak dan membersihkan rumah. Menurutnya, perasaan ini muncul karena budaya patriarki yang mengeksploitasi pekerjaan domestik sebagai pekerjaan perempuan.

"Dalam patriarki, laki-laki seakan mengambil keuntungan dari kerja domestik perempuan. Makanya banyak yang bilang 'kalau mau dapat suami, kamu harus bisa mengerjakan pekerjaan domestik'. Ini akhirnya dieksploitasi," tutur Dea.

Efek dari eksploitasi ini pun membuat perempuan kerap disalahkan ketika rumah tangganya terasa berantakan. Perempuan dianggap tidak becus mengurus rumah.

Baca Juga: Sering Melanda Perempuan, Ini 7 Fakta Disney Princess Syndrome

4. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk memantaskan diri untuk diri kita sendiri?

Perempuan Memantaskan Diri, Apakah Hanya untuk Dilamar?instagram.com/perempuanberkisah

Sebagai perempuan, kita perlu memantaskan diri untukdiri kita sendiri, bukan untuk dilamar atau mencari jodoh. Lantas apa sesungguhnya memantaskan diri untuk diri sendiri itu, dan bagaimana cara meyakinkan diri bahwa kita pantas?

Menurut Dea, pertama-tama perempuan perlu mendefinisikan kebahagiaan dan apa yang pantas untuk dirinya sendiri.  "Contoh, aku akan merasa bahagia ketika selalu bisa produktif. Atau mungkin, aku merasa pantas kalau sudah berhasil S3," katanya.

Setelah membuat definisi kebahagiaan dan kepantasan diri kita sendiri, kita akan lebih mudah untuk menerima dan menolak hal-hal yang tak sesuai dengan diri kita. Saat mencari jodoh, kita pun mampu memasang standar yang sepadan dengan diri kita sendiri.

5. Pada akhirnya, orang terbaik akan datang saat kita sudah merasa pantas dan bahagia dengan cara kita sendiri

Perempuan Memantaskan Diri, Apakah Hanya untuk Dilamar?unsplash.com/Analise Benevides

Apakah saat ini kamu sudah merasa dirimu pantas? Seberapa bahagiakah kamu dengan dirimu sendiri? Coba jawab semua pertanyaan tersebut sebelum mencari pasangan, ya! 

"Kalau kita mau bahagia, kita harus memantaskan diri dengan diri kita sendiri dulu, bukan mencari orang yang pantas. Nanti kalau kita sudah memantaskan diri, aku yakin jodoh akan datang sendiri, kok," tutup Dea.

Baca Juga: 6 Gangguan Psikologis Ini Kerap Dialami Millennial Perempuan

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya