Margaret Hamilton, Wanita Cerdas di Balik Pendaratan Manusia di Bulan

Selama ini, orang hanya mengetahui nama Neil Armstrong dan Edwin Aldrin dalam suksesnya misi pendaratan manusia di bulan Juli 1969. Padahal, ada banyak manusia yang juga berperan dalam koordinasi penjelajahan keduanya. Salah satunya adalah Margaret Hamilton, yang mengatur software di balik pendaratan tersebut. Mari kita simak kisahnya di bawah ini!
1. Menimba ilmu di Jurusan Matematika, Margaret juga menyenangi filsafat dan mempelajarinya di universitas yang berbeda

Margaret dilahirkan pada 17 Agustus 1936 di Paoli, Indiana dengan nama Margaret Heafield. Lulus dari bangku menengah atas, ia mengambil studi Universitas Michigan pada tahun 1955. Ia memperoleh gelar BA dalam bidang matematika dengan minor di bidang filsafat dari Earlham College di tahun 1958.
Cukup unik memang, namun Margaret terinspirasi oleh ayah dan kakeknya. Sang ayah, Kenneth Heafield adalah seorang filsuf dan penyair. Sementara kakeknya adalah kepala sekolah dan menteri Quaker. Keduanya adalah orang-orang yang menjadi alasannya untuk mempelajari filsafat.
2. Saat komputer belum jadi disiplin ilmu, ia sudah bekerja di Massachusetts Institute of Technology & mengembangkan software untuk meteorologi

Ketika musim panas tahun 1959, Margaret bekerja untuk Edward Norton Lorenz di departemen meteorologi di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Ia bertugas mengembangkan sejumlah software untuk memprediksi cuaca serta pemrograman lainnya. Uniknya, saat itu komputer dan rekayasa perangkat lunak belum jadi disiplin ilmu.
Tahun 1961-1963, ia beralih pada proyek Semi-Automatic Ground Environment (SAGE) di Lincoln Lab. Lahan kerjanya saat itu, lebih berkisar pada pesawat, satelit, sampai cuaca juga. Maklum saja, karena proyek ini dikembangkan untuk penggunaan militer dalam menghadapi potensi serangan Uni Soviet selama Perang Dingin.
3. Setelah berkiprah di bagian aircraft, ia bergabung dengan Charles Stark Draper Laboratory untuk misi Apollo yang sukses mendaratkan manusia di bulan

Di misi tersebut, Margaret memimpin tim dalam pengembangan sofware untuk Apollo dan Skylab. Mulai dari in-flight software, command module, lunar lander, sampai subsequent Skylab jadi tanggung jawab tim yang diampunya. Tak cuma itu, ia juga dituntut bisa mendeteksi error dan recovery Priority Displays.
Yang menarik dari pendaratan Neil Armstrong adalah tiga menit sebelum lunar lander mencapai permukaan bulan, sejumlah alarm komputer mengindikasikan executive overflows. Ini adalah keadaan di mana komputer tidak bisa melengkapi semua tugas lantaran kinerja sudah terlalu berlebihan dan berat.
Berkat skenario darurat Hamilton, Neil Armstrong dan Edwin dapat menginjak bulan. Caranya adalah dengan membersihkan semua tugas setiap mendekati kelebihan.
4. Meski seorang pekerja keras, ia tetaplah ibu yang tidak bisa melupakan anaknya. Sewaktu-waktu, buah hatinya dibawa serta ke laboratorium

Margaret menikah dengan James Cox Hamilton pada akhir tahun 1950an. Dari pernikahan tersebut, keduanya dianugerahi putri bernama Lauren Hamilton. Ketika Lauren masih kecil, Margaret kerap membawanya ke laboratorium di akhir pekan.
Kadang, buah hatinya itu kedapatan bermain-main atau tertidur di lantai kantor selagi ibunya membuat program yang akan ditambahkan ke misi Apollo. Sayangnya, ia harus bercerai dengan suaminya dan jadi orangtua tunggal untuk Lauren.
5. Kamu yang kuliah di Jurusan Software Engineering, berterima kasihlah pada Margaret. Nama ini berasal dari idenya, lho!

Pasca suksesnya Apollo 11, karya Margaret dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya software, tidak terhenti begitu saja. Ia berikut Anthony Oettinger dan Barry Boehm yang menciptakan penamaan disiplin Ilmu Rekayasa Perangkat Lunak atau Software Engineering.
Sempat merasa tidak didengarkan lantaran dianggap menyamakan rekayasa perangkat lunak dengan ilmu teknik lain yang berbasis perangkat keras. Ia baru mendapatkan pengakuan dari salah satu guru perangkat keras yang paling dihormati, bahwa proses membangun perangkat lunak juga harus dianggap sebagai disiplin teknik seperti halnya perangkat keras.
Itulah dia Margaret Hamilton, wanita cerdas di balik pendaratan manusia di bulan. Upayanya untuk ilmu pengetahuan benar-benar patut kita acungi jempol. Tidak mengherankan berbagai penghargaan menghampirinya. Salah satunya The Presidential Medal of Freedom dari Barack Obama pada 2016, yang mana ini adalah penghargaan sipil tertinggi di Amerika Serikat.