Skor Kesejahteraan 360: Perempuan Harapkan Cuti untuk Atasi Stres

Menurut hasil survei tersebut, tingkat stres di Indonesia memang lebih rendah dibandingkan negara-negara lain yang disurvei. Di kala Indonesia mendapatkan persentase sebesar 77 persen, negara lain ada di kisaran 84 persen. Namun di Indonesia, perempuan bekerja merasa lebih stres dibandingkan pria bekerja. Persentasenya 84 persen di Indonesia dibandingkan 76 persen secara global.

Ada beberapa penyebab stresnya perempuan. Pertama, karena tekanan pekerjaan. Kedua, karena memikirkan kondisi keuangan keluarga dan pribadi. Hanya 1 dari 3 perempuan yang disurvei, percaya diri akan kondisi keuangannya. Kegelisahan tentang kondisi keuangan ini dapat dimaklumi lantaran perempuan pekerja merasa harus punya andil dalam keuangan keluarga. 

Tidak jauh berbeda dengan responden global, mayoritas perempuan di Indonesia merasakan program-program tersebut, tidak dikhususkan pada kebutuhan perempuan pekerja. Karena itu, mereka berharap agar kantornya menyediakan program khusus kesejahteraan perempuan.

Kebanyakan pekerja perempuan dalam survei, baik lajang, menikah, ataupun memiliki anak, berharap mendapatkan cuti yang lebih. Cuti tersebut akan digunakan untuk meredakan stres yang bersumber dari pekerjaan.

“Kesejahteraan dan manajemen stres di kalangan perempuan adalah permasalahan yang harus ditanggapi serius oleh perusahaan,” ungkap Akhiz Nasution, Chief Marketing & Strategic Partnership Officer Cigna Indonesia. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan didasari jumlah perempuan yang bekerja di Indonesia terus menunjukkan peningkatan.

Karena peningkatan jumlah perempuan yang bekerja itulah, program kesejahteraan harus disesuaikan dengan kebutuhannya. "Perempuan bekerja harus merasa, mereka mendapatkan dukungan penuh dari perusahaan,” tambahnya. 

Itu dia beberapa fakta seputar perempuan yang bekerja dari Skor Kesejahteraan 360. Menarik bukan? Apakah kamu juga sepakat dengan fakta-fakta di atas?