Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sunburn Vs. Sun Poisoning, Apa Bedanya?

ilustrasi kulit wajah kemerahan (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu mungkin sudah tahu bahwa paparan sinar matahari berlebih akan memberi dampak buruk bagi kesehatan kulit. Kondisi ini biasanya ditandai dengan kemerahan, kulit mengelupas, iritasi, sehingga menyebabkan kulit terbakar atau sunburn. Namun, ada beberapa yang beranggapan bahwa hal tersebut merupakan gejala dari kondisi medis serius sun poisoning atau keracunan sinar matahari.

Lantas, apakah yang jadi pembeda antara sunburn vs. sun poisoning? Nah, di bawah ini ada penjelasan terkait tanda-tanda, serta cara mencegah dan mengobati dua kondisi tersebut. Yuk, simak sampai habis!

1. Apa itu Sunburn?

Ilustrasi sunburn (unsplash.com/Jeremy Bishop)

Mengutip dari Stylecraze, Monomita Chakraborty, seorang skincare coach bersertifikat, menjelaskan, sunburn merupakan luka bakar akibat paparan sinar matahari. Kondisi ini adalah respons alami tubuh terhadap radiasi ultraviolet (UV) yang bisa merusak lapisan luar kulitmu. Biasanya, ini bisa terjadi ketika kamu terkena sengatan sinar matahari untuk waktu yang cukup lama.

Ada beberapa gejala umum yang menunjukan kondisi sunburn diantaranya, kulit kemerahan, terjadi pembengkakan, gatal, hingga kulit terasa lebih hangat saat disentuh. Untuk kasus yang lebih ekstrem, sunburn bisa menyebabkan keracunan matahari.

2. Apa itu sun poisoning?

ilustrasi terkena paparan sinar matahari (pexels.com/Alexey Demidov)

Sun poisoning bisa dikatakan sebagai kondisi sunburn yang lebih parah. Gejala awalnya pun akan mirip dengan sunburn, tetapi kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit jika gak segera ditangani secara medis.

Kristeen Cherney, penulis topik kesehatan mental, dan telah mendapat tinjauan medis dari dokter Catherine Hannan, menjelaskan, sun poisoning bisa terjadi karena kamu terkena paparan sinar matahari dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan luka bakar. Biasanya ini bisa terjadi saat seseorang gak memakai tabir surya atau punya kondisi kesehatan tertentu seperti, punya riwayat kanker kulit, tengah mengonsumsi antibiotik, suplemen herbal tertentu, dan sebagainya.

Gejala yang ditunjukan oleh sun poisoning akan tampak lebih buruk dibandingkan sunburn. Selain punya tanda-tanda seperti sunburn, saat alami sun poisoning kulit akan melepuh atau mengelupas, kemerahan yang disertai nyeri hebat, demam dan menggigil, dehidrasi, mual, sakit kepala, pusing, hingga pingsan.

3. Yang membedakan antara sunburn dan sun poisoning

ilustrasi kulit wajah terbakar matahari (pexels.com/Jenna Hamra)

Secara sederhana perbedaan umum antara sunburn dengan sun poisoning bisa dilihat dari seberapa lama seseorang terpapar matahari. Daniel Boyer, seorang dokter, dilansir dari Stylecraze, menjelaskan, sunburn menyebabkan iritasi atau kemerahan pada kulit akibat sinar matahari yang cukup lama, sedangkan sun poisoning adalah reaksi alergi kulit yang parah akibat paparan sinar matahari yang jauh lebih lama.

 "Selain itu, tingkat kerusakan kulit akibat sunburn mungkin bergantung pada lokasi, durasi paparan, dan jenis kulit, sedangkan sun poisoning cenderung menyebabkan gejala yang parah terlepas dari faktor-faktor tersebut," imbuhnya.

Pada kondisi sunburn, gejalanya cenderung ringan dan mudah hilang dengan pengobatan secara mandiri. Sebaliknya, sun poisoning menunjukan gejala parah yang cukup sulit diobati jika tanpa penanganan medis.

4. Cara mencegah terjadinya sunburn dan sun poisoning

ilustrasi sunscreen (pexels.com/Arina Krasnikova)

Ada beberapa tips yang bisa diikuti untuk mencegah sunburn dan sun poisoning. Chakraborty menyarankan, sebaiknya jauhi sinar matahari sebisa mungkin. Selain itu ketika bepergian, kenakan pakaian lengan panjang atau topi, serta oleskan tabir surya atau sunscreen dengan SPF 35+ 15 hingga 30 menit sebelum keluar rumah dan lakukan pengaplikasian ulang setiap dua jam sekali.

Kamu juga harus lebih berhati-hati saat mengonsumsi obat-obatan, karena ada beberapa jenis obat ada yang membuat kulit jadi sensitif terhadap sinar matahari. Pastikan juga untuk banyak minum air putih untuk membuat tubuh tetap terhidrasi di tengah teriknya matahari.

5. Cara mengatasi sunburn dan sun poisoning

ilustrasi mengoleskan tabir surya (pexels.com/Mikhail Nilov)

Saat alami sunburn, ada beberapa cara yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan bahan alami, salah satunya lidah buaya. Chakraborty mengungkapkan, lidah buaya dikenal karena kemampuannya menyembuhkan luka bakar dan sangat cocok untuk atasi sunburn. Bahan ini punya karakteristik anti inflamasi yang bisa membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan dari sunburn.

Sedangkan, untuk kondisi sun poisoning mungkin akan lebih kompleks. Cherney menyebut, keracunan sinar matahari bisa diobati dengan cairan intravena (IV) jika dehidrasi, krim steroid untuk luka bakar akibat sinar matahari yang melepuh dan menyakitkan, steroid oral untuk nyeri dan bengkak, obat pereda nyeri yang diresepkan, serta antibiotik tropikal untuk mencegah infeksi. Tentunya, obat-obat tersebut harus sesuai dengan resep dokter.

Ia juga menambahkan bahwa, "dokter mungkin akan mengobati sun poisoning dengan mengompeskan air dingin, atau mengoleskan lotion ke kulit saat masih lembap karena dapat membantu kulit yang mengelupas mempertahankan kelembapan sebanyak mungkin. Selain itu, minum cairan juga bisa membantu mengisi kembali kelembapan yang hilang akibat kulit yang sangat kering."

Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan antara sunburn vs. sun poisoning yang perlu diketahui. Untuk mencegah hal tersebut terjadi padamu, pastikan untuk selalu menggunakan tabir surya dan menjaga cairan tubuh agar gak dehidrasi. Jangan lupa untuk segera hubungi dokter jika kamu merasa tanda-tanda dari sun poisoning.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us