Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Menjalani Kehidupan yang Tenang dengan Mode Slow Living

ilustrasi bersantai (pexels.com/Burst)

Di tengah kesibukan dunia modern yang serba cepat, banyak orang merasa kelelahan dan kehilangan arah. Hidup yang serba tergesa-gesa membuat kita sering melewatkan momen-momen berharga yang sebenarnya dapat memberikan kebahagiaan. Karena itu, slow living, atau gaya hidup perlahan, menjadi solusi bagi mereka yang ingin hidup lebih tenang dan bermakna.

Konsep ini mengajarkan kita untuk menghargai momen kecil, menjalani hidup dengan penuh kesadaran, dan menghindari tekanan hidup yang berlebihan. Dengan menerapkan slow living, kamu bisa menemukan cara baru untuk menikmati hidup secara lebih harmonis dan bahagia. Berikut adalah 7 tips untuk mempraktikkan slow living agar kamu dapat menikmati kehidupan yang lebih tenang.

1. Prioritaskan kualitas dibanding kuantitas

ilustrasi berpikir (pexels.com/Michael Burrows)

Slow living menekankan pentingnya kualitas dalam segala aspek kehidupan. Dalam memilih barang, aktivitas, atau bahkan hubungan, fokuslah pada hal-hal yang benar-benar memberikan nilai dan kebahagiaan. Misalnya, alih-alih membeli banyak pakaian murah, investasikan uangmu untuk membeli beberapa pakaian berkualitas tinggi yang tahan lama.

Selain memberikan dampak positif bagi dompet, keputusan ini juga membantu mengurangi limbah yang merugikan lingkungan. Dengan lebih sedikit barang, kamu juga akan lebih mudah mengatur dan merapikan rumah, sehingga tercipta suasana yang nyaman. Pilihan yang berkualitas membuatmu merasa lebih puas karena barang atau pengalaman yang kamu pilih memiliki makna mendalam.

2. Atur waktu dengan bijak

ilustrasi waktu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengelola waktu adalah kunci dalam menjalani slow living. Hindari mengisi jadwalmu dengan terlalu banyak aktivitas yang sebenarnya tidak penting. Berikan ruang untuk dirimu beristirahat dan menikmati momen tanpa tekanan.

Penting untuk menyadari bahwa waktu adalah sumber daya yang tidak bisa dikembalikan, jadi gunakanlah dengan bijaksana. Kamu juga bisa mencoba teknik manajemen waktu seperti "time blocking" untuk mengalokasikan waktu secara lebih terstruktur. Dengan cara ini, kamu dapat menikmati waktu luang untuk kegiatan yang benar-benar memberikan kebahagiaan.

3. Kurangi konsumsi digital

ilustrasi meletakan hp (pexels.com/Eren Li)

Teknologi memang mempermudah hidup, tetapi terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengurangi kualitas hidupmu. Cobalah untuk mengurangi konsumsi media sosial dan notifikasi yang tidak perlu. Berikan dirimu waktu untuk benar-benar hadir di dunia nyata tanpa distraksi.

Kamu bisa memulai dengan menentukan waktu tertentu untuk offline, seperti satu jam sebelum tidur. Aktivitas ini tidak hanya baik untuk kesehatan mental, tetapi juga membantu memperbaiki pola tidurmu. Dengan membatasi penggunaan gadget, kamu memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi langsung dengan orang-orang terdekat atau sekadar menikmati hobi.

4. Temukan kesenangan dalam hal-hal sederhana

ilustrasi bersantai (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Hidup perlahan berarti belajar menikmati kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Contohnya adalah menikmati secangkir teh hangat di pagi hari, berjalan-jalan di taman, atau membaca buku favorit. Ketika kamu mulai menghargai momen-momen sederhana ini, hidup terasa lebih bermakna.

Kebahagiaan dari hal-hal kecil ini sering kali lebih tahan lama dibandingkan dengan kesenangan dari sesuatu yang besar dan sementara. Kegiatan sederhana membantu kita terhubung kembali dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan menghargai hal-hal kecil, kamu bisa menciptakan momen berharga yang sulit dilupakan.

5. Belajar mengatakan tidak

ilustrasi menolak (pexels.com/Monstera Production)

Salah satu tantangan terbesar dalam slow living adalah belajar menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai dan tujuan hidupmu. Katakan "tidak" pada komitmen yang hanya akan menambah tekanan tanpa memberikan manfaat. Dengan mengatakan tidak, kamu memberi ruang untuk hal-hal yang benar-benar penting.

Ini bukan tentang menjadi egois, tetapi lebih kepada menjaga keseimbangan hidupmu. Dengan menolak hal-hal yang tidak relevan, kamu dapat lebih fokus pada apa yang membuatmu bahagia. Sebagai hasilnya, hidupmu menjadi lebih tenang dan tidak terlalu terbebani oleh ekspektasi orang lain.

6. Latih mindfulness dan meditasi

ilustrasi meditasi (pexels.com/Ivan Samkov)

Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah inti dari slow living. Dengan berlatih mindfulness, kamu dapat lebih menghargai setiap momen yang kamu alami. Salah satu cara untuk melatihnya adalah melalui meditasi.

Meditasi juga dapat meningkatkan konsentrasi dan mengurangi kecemasan yang sering datang karena tekanan hidup. Kamu tidak perlu menjadi ahli untuk memulai, cukup luangkan beberapa menit setiap hari untuk melatihnya. Latihan ini juga bisa membantu memperkuat hubunganmu dengan diri sendiri dan memberikan rasa damai yang lebih mendalam.

7. Hargai waktu untuk diri sendiri

ilustrasi mendengarkan musik (freepik.com/mego-studio)

Di tengah kesibukan, jangan lupa untuk meluangkan waktu hanya untuk dirimu sendiri. Lakukan hal-hal yang kamu sukai, seperti memasak, melukis, atau hanya berbaring santai sambil mendengarkan musik. Waktu untuk diri sendiri adalah momen untuk recharge energi dan kembali terhubung dengan dirimu.

Dengan menciptakan ruang ini, kamu akan lebih mampu menghadapi tekanan dari luar. Waktu tersebut juga bisa menjadi momen untuk mengevaluasi apa yang sudah dan ingin kamu capai. Akhirnya, waktu berkualitas dengan diri sendiri akan memberimu kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Dengan menerapkan tujuh tips di atas, kamu bisa menikmati kehidupan yang lebih tenang dan bermakna. Tidak perlu terburu-buru, cukup nikmati setiap langkah yang kamu ambil. Hidup ini adalah tentang bagaimana kamu menjalaninya, bukan seberapa cepat kamu mencapainya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us