Eksplorasi Total Glory of Love di Get Closer: Musik Lebih Dalam!

- Glory of Love (GOL) unjuk kebolehan dalam program musik Get Closer garapan Didimusic Records dengan eksplorasi aransemen yang lebih dalam dan tidak biasa.
- GOL menyambut tantangan dengan antusias, mencoba komposisi dan aransemen yang berbeda serta bertemu dengan teman-teman baru dengan alat-alat musik yang tidak umum ditemui di scene-nya GOL.
- Tantangan terbesar justru terletak pada aspek teknis, seperti blending semua instrumen secara adil tapi masih terdengar nikmat juga, persiapan kostum yang sesuai dengan tempat shooting Get Closer, dan perubahan signifikan pada aransemen.
Jakarta, IDN Times - Glory of Love (GOL) jadi salah satu band yang unjuk kebolehan dalam program musik Get Closer garapan Didimusic Records. Dikenal sebagai band dengan warna pop rock romantis yang kuat, GOL memanfaatkan kesempatan ini untuk menampilkan versi terbaru dari karya-karya mereka, lengkap dengan eksplorasi aransemen yang lebih dalam dan tidak biasa.
A&R Didimusic Records, Adjie Dygta, menjelaskan alasan mengapa GOL yang digawangi Ivan Pribumi (vokal, gitar), Aryobimo Pratama Mulyantono (drum), Rahmat Subagiyo (gitar), dan Herli Bahtiar Saleh (bass), dianggap layak tampil di Get Closer.
"GOL adalah band yang cukup dikenal dengan beberapa lagu hits yang telah mereka rilis dan cukup digemari seperti "Rasa Ini Tak Ada Lagi" dan "Kenyataan". Mereka juga baru saja merilis karya di 2024 berjudul "Teringkarkan", yang punya perbedaan namun tetap menjaga karakter bermusik mereka. Kepiawaian dalam mengaransemen serta membuat karya musik yang baik membuat Didi Music memberikan kesempatan GOL untuk bisa menjadi bagian Get Closer," jelas Adjie.
1. Sajikan komposisi dan aransemen yang berbeda

Adjie juga menjelaskan, ajang Get Closer sendiri bukan hanya mengandalkan popularitas semata. Selain karya, juga kemampuan bermusik dan peluang mereka untuk bisa menjaga eksistensi di industri musik Indonesia.
Ia juga membuka kemungkinan Get Closer akan dikembangkan menjadi program live yang menghadirkan penonton. "Konsepnya sedang disiapkan menuju ke sana," ungkapnya.
Sementara, dari sisi GOL, para personel pun menyambut tantangan ini dengan antusias. Herli menyebut tampil di Get Closer sangat menyenangkan.
"Persiapannya jaga stamina, lari 21 km, ikut kelas zumba sama pilates dalam dua minggu sebelum hari H. Biar stamina oke. Kami mencoba komposisi dan aransemen yang berbeda dari sebelumnya. Unsur string section memberi ruang dan warna baru di lagu-lagu GOL,” ujar Herli.
Hal senada disampaikan Bimo yang menurutnya ini menjadi salah satu pengalaman seru. "One of the greatest experiences so far. Bertemu dengan teman-teman baru dengan alat-alat musik yang tidak umum ditemui di scene-nya GOL. Seru pokoknya," kata Bimo.
Bimo juga menegaskan bahwa perubahan aransemen adalah bagian dari misi Get Closer. "Sudah pasti, itu tujuan Get Closer. Biar kalian semua knowing deeply about us dengan apa yang kami suguhkan," katanya.
2. Tantangan terbesar
Meski tampil dengan format yang berbeda, tantangan terbesar justru terletak pada aspek teknis. "Blending all the instruments, challenge-nya di situ sih. Bagaimana kita memforsir semuanya secara adil tapi masih terdengar nikmat juga,” kata Ivan.
Mamat menyoroti tantangan dari sisi visual dan aransemen. "Paling persiapannya kostum yang harus sesuai dengan tempat shooting Get Closer supaya terlihat nge-blend sama yang lain," ujarnya.
Ia juga mengakui adanya perubahan signifikan pada aransemen. "Tiap-tiap lagu ada tambahan orkestrasi yang cukup unik, dan mungkin ini pertama kalinya Glory of Love mencoba hal tersebut. Jadi musiknya lebih variatif, beda dari biasanya," ujarnya.
Dengan konsep segar dan pendekatan musikal yang lebih eksploratif, Glory of Love berhasil menunjukkan sisi lain dari band yang telah lama dikenal dengan nuansa pop rock-nya. Penampilan mereka di Get Closer menjadi bukti bahwa eksplorasi dan adaptasi adalah kunci untuk tetap relevan di tengah arus industri musik yang terus berubah.