Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kepribadian MBTI yang Rentan Mengalami Intrusive Thought, Cek!

ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/stockking)
ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/stockking)

Intrusive thought merupakan pikiran yang muncul secara tiba-tiba, tidak diinginkan, dan sering kali berisi konten yang mengganggu, menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai personal seseorang. Pikiran-pikiran ini bisa melibatkan kecemasan berlebihan, ketakutan yang irasional, atau bayangan akan skenario buruk yang tak berdasar. Meski tidak selalu mencerminkan niat sebenarnya, intrusive thought dapat memicu stres dan memengaruhi kestabilan emosi seseorang jika dibiarkan terus-menerus.

Dalam teori MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), tipe kepribadian tertentu lebih rentan mengalami intrusive thought akibat sensitivitas emosional, kecenderungan menganalisis secara berlebihan, serta kecenderungan untuk berdiam dalam pikiran sendiri. Hal ini membuat sebagian individu kesulitan membedakan antara pikiran nyata dan yang bersifat  menyimpang.

Biar kamu tidak penasaran, berikut kelima kepribadian MBTI yang rentan mengalami intrusive thought berikut ini. Simak terus, ya!

1. INFP

ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/8photo)
ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/8photo)

INFP dikenal sebagai tipe kepribadian yang sangat idealis, introspektif, dan memiliki kehidupan batin yang kaya. Tipe ini sangat menghargai nilai-nilai moral dan sering kali memikirkan makna di balik segala sesuatu. Ketika realitas tidak berjalan sesuai harapan, INFP dapat merasa terpukul secara emosional. Hal ini membuka jalan bagi intrusive thought, terutama pikiran yang mempertanyakan moralitas diri, ketakutan akan menyakiti orang lain tanpa disengaja, atau bayangan akan skenario negatif yang tidak pernah terjadi.

Ketika mengalami tekanan, INFP cenderung memproses emosi secara internal tanpa membaginya kepada orang lain. Ketidakterbukaan terhadap lingkungan sekitar membuat pikiran-pikiran mengganggu itu berputar dalam kepala tanpa mendapat ruang untuk divalidasi atau dibantah secara logis. Situasi ini memperkuat persepsi negatif terhadap diri sendiri, dan seiring waktu bisa memunculkan intrusive thought yang sifatnya repetitif serta sulit dikendalikan.

2. INFJ

ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/stockking)
ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/stockking)

INFJ merupakan pribadi yang sangat intuitif dan fokus pada pemahaman terhadap makna kehidupan serta relasi antar individu. Tipe ini memiliki empati tinggi, yang membuatnya mudah menyerap emosi orang lain, bahkan hingga merasakan tekanan yang bukan miliknya sendiri. Dalam kondisi kelelahan emosional atau stres, INFJ cenderung menganalisis pengalaman secara berlebihan dan terjebak dalam skenario mental yang kompleks.

Siklus berpikir mendalam yang melekat pada INFJ menjadikannya rentan terhadap intrusive thought. Terkadang, dalam keinginannya untuk memahami segala sesuatu secara mendalam, INFJ justru terperangkap dalam pemikiran yang berulang dan menguras energi. Kecenderungan untuk menyusun narasi dari setiap perasaan atau pengalaman dapat membuka celah bagi masuknya pikiran yang irasional, yang kemudian berkembang menjadi ketakutan yang tak berdasar.

3. INTP

ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/KamranAydinov)
ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/KamranAydinov)

INTP dikenal sebagai pemikir logis dan analitis yang senang mengeksplorasi ide serta konsep abstrak. Namun, di balik kekuatan kognitifnya, INTP juga memiliki sisi rentan ketika pikiran logis bertemu dengan emosi yang tak terkendali. Dalam situasi penuh tekanan, INTP dapat kehilangan objektivitas dan terperangkap dalam pemikiran yang terus-menerus mengulang masalah tanpa solusi yang jelas. 

Kemampuan berpikir kritis yang tinggi kadang justru menjadi bumerang bagi INTP. Ketika tidak memiliki saluran ekspresi emosional yang sehat, INTP dapat menggunakan logikanya untuk menganalisis pikiran negatif hingga ke titik ekstrem, memperkuat kesan bahwa pikiran tersebut masuk akal. Padahal, tidak semua pikiran perlu ditelusuri atau divalidasi secara rasional.

4. ISFJ

ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/8photo)
ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/8photo)

ISFJ dikenal sebagai pribadi yang penuh perhatian dan setia terhadap tanggung jawabnya, baik dalam kehidupan sosial maupun profesional. Kepedulian tinggi terhadap kesejahteraan orang lain membuat ISFJ rentan merasa bersalah ketika merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi. Pikiran mengganggu seperti ketakutan membuat kesalahan fatal, bayangan akan mengecewakan orang terdekat, atau perasaan tidak cukup baik sering kali menyelinap dalam benaknya.

ISFJ memiliki kecenderungan menyimpan beban emosional sendiri dan jarang mengungkapkan kecemasan secara terbuka. Hal ini membuat tekanan emosional terakumulasi dan menjadi tanah subur bagi munculnya intrusive thought. Kebutuhan akan keteraturan dan keinginan untuk menyenangkan semua orang membuat ISFJ terlalu keras terhadap diri sendiri. Ketika ekspektasi tersebut tidak tercapai, muncul ketidakseimbangan mental yang memicu pikiran mengganggu.

5. ENFP

ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/stockking)
ilustrasi pria mengalami intrusive thought (freepik.com/stockking)

Meskipun dikenal sebagai pribadi yang penuh energi dan spontan, ENFP memiliki sisi emosional yang sangat dalam. Ketika suasana hati tidak stabil atau sedang berada dalam tekanan, ENFP dapat mengalami intrusive thought yang bersifat emosional dan dramatis. Pikiran-pikiran seperti ketakutan akan kehilangan orang yang dicintai, ketakutan akan kegagalan besar, atau bayangan akan situasi yang memalukan bisa muncul secara tiba-tiba dan sulit dihilangkan. 

ENFP juga memiliki kecenderungan untuk berlarut-larut dalam pengalaman emosional, meskipun dalam konteks sosial mereka tampak antusias dan optimistis. Ketika berada sendirian, pikiran negatif bisa mengambil alih dan menciptakan narasi penuh kekhawatiran yang tidak sesuai dengan kenyataan. Imajinasi yang kuat, meskipun menjadi aset dalam kreativitas, dapat berubah menjadi kelemahan ketika digunakan untuk membangun skenario mengganggu dalam benak sendiri.

Penting untuk mengakui bahwa intrusive thought adalah fenomena umum yang tidak serta-merta menunjukkan adanya gangguan mental. Namun, jika intensitas dan frekuensinya mengganggu kehidupan sehari-hari, dukungan profesional sangat diperlukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us