Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Perbedaan Rendah Diri dan Kurang Percaya Diri, Pahami Guys!

ilustrasi murung (pexels.com/Mary Taylor)
ilustrasi murung (pexels.com/Mary Taylor)

Merasa tidak cukup baik sering kali membuat seseorang terjebak dalam lingkaran rendah diri atau kurang percaya diri. Meski sepintas mirip, kedua kondisi ini punya perbedaan mendasar yang penting kamu kenali. Rendah diri cenderung berakar pada penilaian diri yang sangat negatif dan merasa tidak layak dalam banyak aspek hidup. Sementara kurang percaya diri lebih ke arah keraguan sesaat yang bisa berubah dengan pengalaman baru.

Keduanya bisa menghambat perkembangan diri jika tidak ditangani dengan benar. Memahami perbedaan ini penting supaya kamu bisa memberikan respon yang lebih tepat pada diri sendiri. Jangan sampai kamu menyamaratakan kedua kondisi tersebut yang akhirnya membuat penanganannya tidak efektif. Yuk, simak perbedaan rendah diri dan kurang percaya diri berikut ini agar kamu lebih mengenali diri sendiri dengan lebih jujur.

1. Pandangan terhadap diri sendiri

ilustrasi bercermin (pexels.com/Min An)
ilustrasi bercermin (pexels.com/Min An)

Orang yang rendah diri cenderung memiliki pandangan sangat negatif terhadap dirinya. Mereka merasa tidak punya kelebihan, tidak layak dihargai, bahkan merasa diri selalu gagal. Hal ini membuat mereka sering merasa minder dalam hampir semua situasi.

Sedangkan orang yang kurang percaya diri hanya mengalami keraguan di situasi tertentu saja. Mereka bisa tetap mengakui kelebihan diri, hanya saja kurang yakin saat menghadapi tantangan baru. Biasanya, rasa ini bisa dikalahkan jika mendapatkan dukungan atau pengalaman positif.

2. Sumber rasa negatifnya

ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)

Rasa rendah diri sering kali berasal dari pengalaman buruk yang berulang, seperti kegagalan atau perlakuan buruk dari orang lain. Trauma masa lalu bisa memperkuat rasa ini, sehingga semakin sulit mengubah persepsi negatifnya. Mereka terjebak dalam pola pikir "aku memang tidak berharga".

Sementara kurang percaya diri lebih banyak dipengaruhi oleh situasi yang asing atau baru. Misalnya, saat harus tampil di depan umum atau menghadapi sesuatu yang belum pernah dilakukan. Kondisi ini lebih mudah diatasi dengan latihan atau persiapan yang matang.

3. Dampak terhadap kehidupan sehari-hari

ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)

Rendah diri bisa mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan seseorang. Mulai dari relasi sosial, pekerjaan, hingga kesehatan mental bisa terganggu karena rasa tidak berharga yang terus membayangi. Orang dengan rendah diri cenderung menarik diri dari lingkungan.

Berbeda dengan kurang percaya diri yang efeknya lebih situasional. Misalnya, seseorang bisa sangat percaya diri dalam kehidupan sosial, tapi grogi saat harus presentasi. Dampaknya pun cenderung tidak sebesar orang yang rendah diri, karena hanya muncul pada momen-momen tertentu.

4. Respons terhadap kritik

ilustrasi marah (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi marah (pexels.com/Yan Krukau)

Orang yang rendah diri biasanya sangat sensitif terhadap kritik, bahkan yang bersifat membangun. Mereka bisa langsung merasa gagal atau terpukul, karena kritik menguatkan keyakinan negatif yang sudah ada. Akhirnya, mereka semakin menghindari situasi yang berisiko mendapat kritik.

Sementara orang yang kurang percaya diri cenderung lebih terbuka pada kritik, meskipun merasa tidak nyaman. Mereka masih bisa menimbang kritik sebagai masukan yang berguna untuk memperbaiki diri. Dengan dukungan yang tepat, mereka bisa belajar dari kritik tersebut.

5. Pola pikir yang mendasari

ilustrasi murung (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi murung (pexels.com/Alex Green)

Pola pikir orang yang rendah diri lebih permanen dan menyeluruh. Mereka melihat kegagalan sebagai bukti bahwa mereka memang tidak mampu dalam segala hal. Pola ini berbahaya karena membuat seseorang sulit berkembang.

Sedangkan orang yang kurang percaya diri punya pola pikir yang lebih fleksibel. Mereka mungkin merasa ragu di satu situasi, tapi tidak menilai diri mereka buruk secara keseluruhan. Hal ini membuat mereka punya peluang lebih besar untuk mengatasi keraguan tersebut.

6. Cara menanganinya

ilustrasi konsultasi (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi konsultasi (pexels.com/cottonbro studio)

Rendah diri sering membutuhkan bantuan profesional, seperti konseling atau terapi. Karena pola pikir negatifnya sudah tertanam kuat, perlu proses yang lebih dalam untuk membongkar dan menggantinya dengan yang lebih sehat. Dukungan lingkungan juga penting dalam proses ini.

Sedangkan kurang percaya diri bisa diatasi dengan teknik penguatan diri, latihan keterampilan, atau afirmasi positif. Membiasakan diri menghadapi situasi yang membuat ragu juga bisa membantu membangun kepercayaan diri secara perlahan. Dukungan teman dan keluarga sangat membantu dalam proses ini.

7. Kemungkinan perubahan

ilustrasi tersenyum (pexels.com/Rahul Shah)
ilustrasi tersenyum (pexels.com/Rahul Shah)

Perubahan pada orang yang rendah diri cenderung membutuhkan waktu lebih lama. Mereka butuh belajar mengenali dan memutus pola pikir yang sudah melekat sejak lama. Tapi, dengan kesabaran dan bantuan yang tepat, perubahan tetap mungkin terjadi.

Sementara orang yang kurang percaya diri biasanya bisa mengalami perubahan lebih cepat. Dengan dorongan positif dan pengalaman baru yang sukses, rasa percaya diri mereka bisa tumbuh signifikan. Bahkan, mereka bisa menjadi sangat percaya diri setelah melewati tantangan tertentu.

Membedakan antara rendah diri dan kurang percaya diri sangat penting supaya kamu tidak salah langkah dalam menangani emosi negatif. Kenali perasaan kamu dengan jujur dan cari cara yang tepat untuk mengatasinya. Semakin cepat kamu memahami diri sendiri, semakin mudah kamu bangkit dan berkembang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us