Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perjalanan Genera-Z Berbakti Ajak Anak Muda untuk Kemajuan Desa

WhatsApp Image 2025-06-13 at 17.26.30.jpeg
Suasana perhelatan program Genera-Z Berbakti (Dok.BCA)

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menggelar Genera-Z Berbakti, sebuah program dengan konsep call for proposal untuk kelompok mahasiswa/i yang memiliki antusiasme terhadap pengabdian kepada masyarakat di lokasi desa binaan BCA.

Empat tim dengan proposal terbaik akan mendapatkan pendanaan serta pembinaan untuk pelaksanaan program dari Bakti BCA. Pada Genera-Z Berbakti edisi kali ini, empat desa yang menjadi tujuan adalah Desa Wisata Edelweiss Wonokitri (Jatim), Dayun (Riau), Pulau Derawan (Kaltim), dan Teluk Kiluan (Lampung).

1. Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan para finalis

WhatsApp Image 2025-06-13 at 17.26.31.jpeg
Finalis program Genera-Z Berbakti (Dok.BCA)

Delapan kampus yang memiliki tim perwakilan pada babak final Genera-Z Berbakti adalah Universitas Lampung (UNILA), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka terpilih masuk ke babak final melalui seleksi dan penjurian ketat yang dilakukan terhadap total 255 tim pendaftar di program Genera-Z Berbakti. Para pendaftar berasal dari berbagai perguruan tinggi nasional, bahkan ada dari luar negeri. Pendaftar dari perguruan tinggi di Indonesia, tersebar dari Sumatra hingga Papua, baik kampus negeri maupun swasta. 

Sejak awal, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan para finalis mulai dari penyusunan proposal hingga persiapan pelaksanaan program di lapangan. Mereka saling berdiskusi, bertukar ide, membagi tugas, dan menghadapi berbagai dinamika secara langsung sebagai satu tim. Salah satu contohnya datang dari tim UNSRAT, yang bahkan telah melakukan observasi langsung ke Desa Derawan sejak tahap penyusunan proposal.

“Kami mengamati berbagai aspek lingkungan, seperti sampah dan abrasi, yang sudah kami teliti sejak 2-4 minggu lalu. Sementara untuk pendalaman materi di bidang pariwisata, kami fokuskan pada minggu-minggu terakhir ini,” kata Daffa, salah satu anggota tim UNSRAT dalam siaran pers Genera-Z Berbakti.

2. Membuat perubahan nyata bagi masyarakat

WhatsApp Image 2025-06-13 at 16.39.09.jpeg
Suasana penjurian program Genera-Z Berbakti (Dok.BCA)

Setelah tim terbentuk dan ide dipertajam, langkah berikutnya adalah menciptakan dampak berkelanjutan. Para peserta diajak memetakan target jangka pendek dan panjang yang hendak dicapai. Pengabdian di desa bukan hanya menjadi ajang implementasi gagasan, tapi juga waktu yang tepat untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin seize the day membuat perubahan nyata bagi masyarakat dan diri mereka sendiri.

Dalam prosesnya, para mahasiswa tak hanya mengembangkan proyek sosial. Mereka belajar banyak, mulai dari mempresentasikan ide di hadapan panelis, menyusun strategi tim, hingga mengasah kepemimpinan dan manajemen konflik.

 Fase penjurian Genera-Z Berbakti menjadi momen sangat berharga bagi para finalis. Tak hanya berkesempatan mempresentasikan ide segar di hadapan tiga panelis: Nicholas Saputra, Happy Salma, dan Prof. Yohanes Surya, para finalis juga memiliki ruang lebih luas untuk memahami apa yang sebenarnya menjadi akar masalah setiap lokasi tujuan program.

3. Membentuk karakter dan mendorong para finalis untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri

WhatsApp Image 2025-06-13 at 17.26.30.jpeg
Suasana perhelatan program Genera-Z Berbakti (Dok.BCA)

Semua pengalaman ini tak hanya memperkaya portofolio, tapi juga membentuk karakter dan mendorong mereka menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Melalui babak Adu Wawasan di fase pertama penjurian, para peserta pada akhirnya belajar untuk mengapresiasi lawan. Ini tergambar dari pengakuan May, anggota dari tim UNILA, merespons pertanyaan tidak terduga dari ITB yang ia dapatkan pada babak adu gagasan.

"Penampilan tim ITB enggak hanya keren, tapi hebat banget. Pertanyaan-pertanyaan mereka juga luar biasa," kata May.

“Di antara kami berdelapan (finalis) mereka termasuk top team. Di antara top university, mereka bisa mengungguli dengan pembawaan yang sangat baik. Jadi kami sangat mengapresiasi dan bangga bisa bertanding dengan tim UB,” lanjut anggota tim UI, akrab disapa Dela.

Tiap tim pada program ini memiliki beragam solusi unik untuk lokasi tujuannya. Salah satunya, ada solusi "Smart Reef Initiative" dari tim UNILA yang mengusung teknologi IoT untuk membuat  sistem peringatan dini tsunami. Terdapat juga solusi bernama "SAVANA" dari tim UI yang memadukan edukasi kesehatan, pertanian organik, dan pelatihan bahasa Inggris untuk masyarakat Edelweiss Wonokitri.

Babak Adu Wawasan Genera-Z Berbakti tidak hanya menjadi momen berkesan bagi para finalis, tetapi juga panelis. “Ada salah satu mahasiswa yang tidak hanya betul-betul memahami situasi alamnya, tetapi juga kultur budaya masyarakat di desa tersebut. Ini justru menjadi hal yang penting dan utama, tentang memahami manusianya," kata Duta Bakti BCA Nicholas Saputra.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us