Hukum Melakukan Onani untuk Menghindari Zina, Bolehkah?

Bagaimana hukumnya dalam Islam, ya?

Onani adalah mengeluarkan sperma dengan benda atau tangan, baik tangan sendiri atau milik orang lain dengan tujuan semata-mata untuk mencari kepuasan. Dalam Islam, onani disebut dengan al-istimna’ atau istimna’ bi al-yad yang memiliki arti perancapan. 

Kata ini berasal dari kata benda al-mani atau air mani, kemudian diubah menjadi kata kerja istamna-yastamni maupun istimna’ yang berarti mengeluarkan air mani. Tetapi, bagaimana hukum onani atau mencapai kepuasan seks dengan anggota badan tersebut?

Nah, untuk mengetahui hukum onani untuk menghindari zina, simak ulasannya berikut ini. Check this out!

1. Hukum onani dalam Islam

Hukum Melakukan Onani untuk Menghindari Zina, Bolehkah?ilustrasi onani (unsplash.com/Pandu Dunia)

Mazhab Maliki dan Syafi’i memiliki pandangan, bahwa hukum onani ataupun masturbasi adalah haram. Kedua mazhab ini melandasinya dengan ayat Al-Qur’an di surat Al-Ma-arij: 29-31 sebagai berikut:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ . إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ . فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ 

 Artinya:

"Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya (29), kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (30). Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas (31)."

Sementara itu, mazhab Hanabilah atau Hambali juga menghukumi onani dan masturbasi sebagai sesuatu yang untuk haram dilakukan. Tetapi, kedua mazhab itu memperbolehkan saat dalam kondisi darurat atau saat memuncaknya libido yang dikhawatirkan akan terjadi zina.

Begitu pun menurut mazhab Hanafi, masturbasi atau onani pada prinsipnya haram, tetapi kadang dilakukan untuk menghindari zina. Apalagi mengingat upaya dalam menghindari zina sendiri hukumnya wajib seperti dijelaskan dalam kaidah fiqhiyah. 

Mazhab Hanafi memperbolehkan untuk melakukan onani dan masturbasi dengan menggunakan dalil berikut:

إذا اجتمع الضرران أسقط الأكبر للأصغر

Artinya:

"Jika ada dua mudharat yang berkumpul, maka yang lebih besar harus digugurkan, untuk melakukan yang lebih kecil."

Mengingat terdapat perbedaan pendapat antara beberapa mazhab, sebaiknya hindari melakukan onani atau masturbasi untuk mencegah zina. Sebaiknya, saat dirasa telah mampu dan siap untuk menikah, maka segera lakukanlah untuk menghindari zina.

Baca Juga: Pasal Zina di KUHP, Stafsus Jokowi: Tak Sembarang Orang Bisa Melapor

2. Pandangan mayoritas ulama terkait onani

Hukum Melakukan Onani untuk Menghindari Zina, Bolehkah?ilustrasi onani bersama pasangan (pexels.com/Deon Black)

Dikutip dari laman NU Online, mayoritas ulama rupanya memandang onani ataupun masturbasi sebagai perbuatan tidak terpuji, melampaui batas, dan melanggar fitrah manusia. Tak heran jika mazhab Maliki maupun Syafi‘i mengharamkannya

Apalagi, jika perbuatan onani atau masturbasi sudah pada tingkatan yang bisa menjauhkan seseorang dari pernikahan dan berketurunan. Itulah sebabnya, akan lebih baik jika sudah mampu, mampu segeralah menikah.

Namun, jika belum siap, bisa mengikuti tuntunan Nabi dengan mendekatkan diri pada Allah SWT. Cobalah untuk menghindari zina dengan berpuasa, menghindari hal-hal yang mendorong fitnah, dan melakukan hal-hal yang positif.

Nah, itulah pandangan dari berbagai mazhab terkait hukum melakukan onani ataupun masturbasi dalam Islam. Meski terdapat dua pendapat, sebaiknya saat sudah mampu dan siap, segerakanlah pernikahan untuk menghindari perbuatan zina.

Baca Juga: Dosa Meninggalkan Sholat Subuh Ternyata Melebihi Berbuat Zina

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya