5 Perbedaan Sablon DTF dan Polyflex yang Perlu Kamu Tahu, Pahami Bro!

- Sablon DTF menggunakan printer khusus dan bubuk lem, sedangkan polyflex menggunakan sticker atau vinyl
- Alat dan bahan yang digunakan antara sablon DTF dan polyflex berbeda, termasuk mesin press panas
- Sablon DTF memiliki detail gambar dan variasi warna yang lebih bervariasi daripada polyflex
Sablon ada berbagai macam teknik atau jenisnya yang perlu kamu ketahui. Apalagi jika kamu berencana memulai usaha sablon, atau hanya ingin mencetak desain di pakaian untuk dipakai sendiri. Penting untuk memilih metode sablon yang paling sesuai dengan kebutuhanmu, Bro.
Di antara banyaknya teknik sablon yang tersedia, DTF (Direct to Film) dan polyflex kerap menjadi bahan perbandingan.. Sehingga kali ini IDN Times bakal bahas perbedaan sablon DTF dan polyflex. Sehingga kamu bisa menentukan teknik sablon mana yang paling cocok untuk kamu gunakan, Bro!
1. Sablon DTF dan polyflex berbeda teknik penyablonannya

Kalau kamu belum familiar, sablon DTF adalah teknik mencetak desain ke kertas film menggunakan printer khusus. Setelah dicetak, kertas film diberi bubuk lem sablon agar bisa menempel ke kain. Proses selanjutnya adalah menekan kertas film ke kain dengan mesin press panas supaya desainnya menempel sempurna. Lalu kertas film dilepas, sehingga desain menempel dengan bersih di atas kain.
Sedangkan sablon polyflex adalah metode sablon menggunakan sticker atau vinyl sebagai media untuk mencetak. Setelah didesain, vinyl dipotong sesuai dengan desain sablon menggunakan alat cutting. Kemudian di-peeling untuk menghilangkan area vinyl yang tidak terpakai. Kemudian dilekatkan ke kain menggunakan mesin press panas. Keduanya jelas punya cara yang berbeda dalam mencetak dan menempelkan desain ke kain ya, Bro.
2. Alat dan bahan yang dipakai antara sablon DTF dan polyflex berbeda

Karena proses penyablonannya berbeda, maka alat yang digunakan untuk sablon DTF dan polyflex juga berbeda lho, Bro. Untuk sablon DTF, kamu butuh printer khusus DTF dan mesin press. Sementara bahannya meliputi kertas film untuk mencetak desain, tinta khusus, serta bubuk lem sablon sebagai perekat.
Kalau untuk sablon polyflex, kamu memerlukan alat pemotong sticker atau vinyl (cutting sticker), serta mesin press panas. Bahannya sendiri berupa sticker atau vinyl yang digunakan sebagai media desain. Perbedaan peralatan dan bahan yang paling terlihat adalah penggunaan mesin printer serta kertas film untuk sablon DTF dan mesin cutting serta vinyl untuk sablon polyflex.
3. Detail dan variasi warna sablon DTF lebih bervariasi daripada polyflex

Hal yang menjadi pertimbangan saat memilih teknik sablon adalah detail gambar dan variasi warnanya. DTF dan polyflex punya perbedaan yang cukup penting, terutama saat kamu ingin menentukan detail desain dan pilihan warna. Sablon DTF karena menggunakan printer dan kertas film, mampu menghasilkan detail gambar serta gradasi warna yang sangat baik.
Hasil cetaknya bisa menampilkan warna yang lebih beragam dan detail yang rumit, jadi cocok banget untuk desain yang kompleks. Sedangkan sablon polyflex karena menggunakan vinyl menghasilkan detail gambar yang lebih sederhana dan memiliki warna yang lebih terbatas, namun warna dan teksturnya lebih solid. Makanya, sablon polyflex lebih pas digunakan untuk desain yang simpel dengan warna-warna solid dan tidak terlalu banyak detail.
4. Biaya produksi antara sablon DTF dan polyflex juga nggak sama, Bro

Bagi kamu yang ingin berbisnis sablon, maka pertimbangan biaya produksi adalah hal penting yang harus diketahui. Biaya produksi sablon DTF yang paling besar ada pada printer khusus DTF-nya. Sedangkan harga bahan kertas film sablon DTF cenderung murah.
Untuk sablon polyflex, harga alat cutting sticker atau vinyl pada sablon ini cenderung lebih murah dibanding printer DTF. Namun harga sticker atau vinyl untuk sablon polyflex cenderung lebih mahal daripada kertas film sablon DTF. Ini bisa menjadi pertimbangan kamu untuk menentukan biaya produksi yang paling cocok dengan kondisi keuanganmu, Bro.
5. Keawetan hasil sablon antara DTF dan polyflex juga memiliki perbedaan yang perlu diperhatikan

Salah satu yang menjadi pertimbangan dalam memilih teknik sablon tentu adalah keawetannya. Sablon DTF dikenal tahan lama karena tintanya menempel kuat ke kain berkat penggunaan bubuk lem khusus. Sehingga hasilnya bisa sangat tahan lama tanpa memudar maupun retak saat sering dicuci. Sablon polyflex juga cukup awet, Bro, karena bahan vinyl-nya kuat dan gak mudah pudar.
Namun vinyl pada sablon polyflex bisa retak atau mengelupas jika tidak dirawat dengan baik, atau sering terkena panas saat disetrika. Namun perlu diperhatikan bahwa keawetan bisa sangat tergantung pada material yang digunakan. Misalnya dari segi kualitas tinta, lem perekat, kertas film, atau bahkan jenis vinyl yang dipakai.
Perbedaan sablon DTF dan polyflex sudah dibahas di atas sehingga kini kamu lebih paham, bukan? Sekarang kamu bisa menentukan teknik sablon mana yang paling cocok. Baik untuk bisnis maupun digunakan untuk kaus kamu, Bro. Jadi sudah menentukan ingin memakai teknik sablon yang mana, Bro?