Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jimly Asshiddiqie-1 tahun Prabowo-Gibran
Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode pertama, Jimly Asshiddiqie (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya sih...

  • Struktur pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai tidak efisien, karena Kabinet Merah Putih terlalu gemuk dan
    terjadi tumpang-tindih jabatan di kementerian dan lembaga.

  • Seharusnya institusi negara makin efisien jika mengikuti perkembangan zaman. Tidak efisiennya struktur pemerintahan bisa berdampak ke semua bidang.

  • Capaian setahun pemerintahan Prabowo-Gibran di kancah luar negeri dinilai luar biasa. Prabowo berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang disegani dunia internasional dan diakui sebagai global player.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, memberikan masukan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang akan genap berusia satu tahun pada 20 Oktober 2025. Menurut Jimly, permasalahan yang timbul pada rezim Prabowo sudah sangat kompleks, sehingga perlu kerja bersama untuk mengatasinya.

"Cuma masalah dalam negeri ini banyak sekali, kompleks sekali yang tidak bisa mengandalkan hanya satu orang bernama Presiden, dia harus punya tim, teamwork yang berfungsi dengan baik," kata dia menjawab pertanyaan IDN Times saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025).

"Teamwork ini bukan hanya orang, tapi kelembagaan," sambung ketua MK periode 2003-2008 itu.

1. Struktur pemerintahan tidak efisien

Presiden RI Prabowo Subianto menyaksikan langsung sailing pass atau parade kapal perang TNI Angkatan Laut di Teluk Jakarta, Kamis (2/10/2025) (dok. Tim Media Prabowo)

Masalahnya, kata Jimly, struktural pemerintahan di satu tahun era Prabowo ini masih tidak efisien. Kabinet Merah Putih masih gemuk, terlalu banyak nama yang menjabat di kementerian maupun lembaga.

"Yang jadi masalah kita terberat sekarang ini, struktur pemerintahnya tidak efisien, terlalu besar," tutur dia.

Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) ini pun memberikan contoh terjadinya tumpang-tindih jabatan yang membuat kabinet tak efisien. Misalnya, menteri dan wakil menteri yang mengurus bidang hukum saat ini terdapat delapan orang. Mereka berasal dari satu kementerian koordinator dan satu kementerian, di mana setiap kementerian ada menteri dan wakil menteri yang menjabat.

"Pekerjaan fungsi dikurangi, tapi strukturnya tambah banyak, nah ini contoh, dan itu terjadi di semua bidang. (Saat menyusun kabinet) jangan hanya melihat bagaimana merangkul orang, tapi bagaimana struktur itu disesuaikan dengan karakter perkembangan zaman," kata Jimly.

2. Seharusnya institusi negara makin efisien

Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode pertama, Jimly Asshiddiqie (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Padahal, menurut Jimly, institusi negara semakin lama berdiri, harusnya semakin efisien mengikuti perkembangan zaman.

"Makin lama institusi negara itu harus makin efisien, makin lama institusi yang modern itu inklusif dan tidak ekstraktif. Kalau dia ekstraktif menghabiskan sumber daya dalam dirinya sendiri, itu tidak efisien, tidak efektif juga," tutur dia.

Imbas dari tidak efisiennya struktur pemerintahan ini, menurut Jimly, bisa berdampak ke semua bidang. Dia pun mengajak semua pihak mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, namun perlu dibarengi dengan pembenahan dan transformasi.

"Mudah-mudahan ada pembenahan, karena transformasi kelembagaan yang berubah, itu butuh waktu minimal satu tahun," ungkapnya.

3. Capaian setahun pemerintahan Prabowo-Gibran di kancah luar negeri dinilai luar biasa

Presiden RI, Prabowo Subianto disambut hangat dan akrab oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat sesi foto bersama para pemimpin dunia (dok. Tim Media Prabowo)

Namun, mengomentari capaian satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di bidang diplomatik luar negeri, Jimly menilai, Prabowo berhasil membawa negara Indonesia menjadi negara yang disegani dunia internasional.

"Saya rasa belum banyak yang positif kalau dalam negeri, tapi kalau yang luar negeri, waduh, luar biasa. Kita bersyukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa, di era sekarang kita mendapatkan presiden bernama Prabowo Subianto, pas waktunya," tutur dia.

"Presiden Prabowo kita ini itu pas waktunya, maka dia diperhitungkan bukan hanya dirinya, tapi itu bangsa kita menjadi global player yang diakui seluruh dunia, dan itu tercermin di pidatonya dia, sikap para pemimpin yang lain, kayak Donald Trump waktu di PBB, waktu di Mesir, di Cairo," imbuh Jimly.

Editorial Team