Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rapid Test secara 'drive thru' di Stadion Maulana Yusuf, Serang ( ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Rapid Test secara 'drive thru' di Stadion Maulana Yusuf, Serang ( ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 2.618 per Senin (2/11/2020) pukul 12.00 WIB. Sehingga, tepat delapan bulan berlalu sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia, orang yang terpapar SARS-CoV-2 di Tanah Air sudah mencapai 415.402.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan, DKI Jakarta menyumbang kasus baru terbanyak yaitu, 1.024 kasus. Jawa Barat menduduki posisi kedua dengan 341 kasus. Diikuti oleh Jawa Timur 284 kasus, Jawa Tengah 248 kasus dan Sumatra Barat 178 kasus.

1. 3.624 orang berhasil sembuh dari COVID-19 hari ini

Ilustrasi pasien sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.

Walaupun demikian, Satgas COVID-19 juga mencatat penambahan 3.624 kasus sembuh. Maka, secara total kesembuhan COVID-19 di Indonesia sudah 345.566 atau 83,18 persen dari total kasus.

Provinsi dengan penambahan kasus sembuh terbanyak hari ini yaitu, DKI Jakarta 1.057 kasus. Selanjutnya, Jawa Barat 389 kasus, Jawa Tengah 362 kasus, Jawa Timur 300 kasus dan Sumatra Barat 259 kasus.

2. Sebanyak 101 orang meninggal akibat COVID-19 hari ini

(IDN Times/Fiqih Damar dan Aldila Muharma)

Kasus kematian COVID-19 masih terus bertambah. Misalnya pada hari ini, 101 orang tercatat meninggal dunia akibat COVID-19. Sehingga, totalnya kasus meninggal mencapai 14.044 atau 3,38 persen dari akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air.

Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus kematian COVID-19 terbanyak hari ini yaitu, 23 kasus. Selanjutnya adalah DKI Jakarta 18 kasus, Jawa Barat 11 kasus, Jawa Tengah 10 kasus dan Sumatra Utara 6 kasus.

3. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

Ilustrasi Swab Test. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airborne. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

4. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 46,8 juta orang

Ilustrasi tes swab. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Penyebaran kasus COVID-19 di dunia masih terus meningkat. Per Senin (2/11/2020) pukul 16.17 WIB, World O Meters melaporkan total kasus COVID-19 di dunia kini sudah 46.861.593 Kasus kematian COVID-19 di dunia berjumlah 1.205.849 kasus. Sedangkan angka sembuh yaitu, 33.774.105.

5. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Petugas medis melakukan tes usap (swab) dari seorang pria di tengah penyebaran virus corona (COVID-19), di pusat uji, di New Delhi, India, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Editorial Team