TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Din Syamsuddin Jelaskan Syarat Pemakzulan Pemimpin dalam Politik Islam

Ada tiga faktor utama yang mengharuskan pemakzulan

Din Syamsuddin (IDN Times/Zainul Arifin)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menanggapi soal pemakzulan seorang pemimpin dalam versi politik Islam.

Menurut Din sapaan akrabnya, ada tiga syarat yang mengharuskan seorang pemimpin dilengserkan dari jabatannya, dengan mengutip tokoh pemikir politik Islam, Al Mawardi.

Baca Juga: UGM Ungkap Mahasiswa Panitia Diskusi Ikut Diancam akan Dibunuh  

1. Adanya ketidakadilan oleh seorang pemimpin

Din Syamsuddin (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Hal tersebut disampaikan Din saat menggelar seminar daring dengan tema "Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden Era Pandemik COVID-19", yang diselenggarakan Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama).

“Pertama ada ketiadaan keadilan. Jika sudah tidak adil di kalangan warga negaranya, ada kesenjangan sosial ekonomi. Ini sangat asasi sekali, karena itu syarat utama pemimpin, itu sudah bisa dimakzulkan,” kata Din dalam seminar tersebut, Senin (1/6).

2. Seorang pemimpin tidak memiliki ilmu pengetahuan dan visi berbangsa serta bernegara

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kedua, lanjut Din, pemakzulan bisa terjadi pada seorang pemimpin yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Hal tersebut bisa dilihat dari visinya tentang cita-cita dalam hidup berbangsa dan bernegara.

“Kalau ada pembungkaman kampus, pembungkaman kegiatan akademik, pembrangusan mimbar akademik, itu bertentangan secara esensial dengan mencerdaskan kehidupoan bangsa. Sebaliknya, itu adalah kebodohan kehidupan bangsa,” ujar dia.

Baca Juga: Panitia Diskusi UGM yang Diteror: Saya Sempat Kunci Kamar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya