TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus COVID-19 Terus Naik, Mendagri: Perlu Agresif Testing 

Tracing yang agresif, dapat menghindari penularan COVID-19

Mendagri Tito Karnavian Rapat Koordinasi Kesiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di Medan, Jumat (4/7). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah (Pemda) diminta melakukan testing secara agresif dalam penanganan COVID-19. Upaya tersebut dilakukan Kementerian Dalam Negeri demi mengurangi penyebaran virus tersebut secara luas melalui kontak-kontak langsung dengan orang yang sudah positif. 

"Kami melihat dan menekankan perlunya agresif testing untuk mendapatkan data yang sebenarnya, yang positif. Jadi kita memerlukan data real, untuk itu perlu kegiatan screening, screening itu bisa dilakukan dengan test antigen yang lebih murah atau dengan alat yang baru, yaitu alat dari UGM," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 pada Jumat, 8 Januari 2021.

 

Baca Juga: Mendagri: Jika Penyebaran COVID-19 Masih Tinggi, Bisa WFH 100 Persen

1. Mendagri minta Menkes siapkan PCR di Kabupaten

IDN Times/GrabHealth

Tito mengungkapkan, pihaknya sudah meminta dukungan Menteri Kesehatan untuk tes PCR di kabupaten/kota. Namun demikian, melihat kapasitas anggaran yang ada dengan realokasi di bidang kesehatan setiap kabupaten/kota, dia yakin sebetulnya daerah memiliki kemampuan untuk mengadakan PCR.

"Ini tolong bisa dilaksanakan, sehingga dapat diketahui data yang sebenarnya melalui testing yang lebih agresif," kata Mendagri.

Eks Kapolri itu juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan dini. Hal itu agar pasien yang positif COVID-19 bisa mendapatkan perawatan dengan cepat. Tak hanya itu, dengan testing dan tracing yang agresif, diyakini dapat menghindari penularan COVID-19 ke orang lain.

 

2. Provinsi disarankan meningkatkan fasilitas Rumah sakit

Foto hanya ilustrasi gorden rumah sakit. (wallpapergordyn.com)

Mendagri juga menyebut, pelacakan akan dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19 yang diusulkannya melalui pembentukan tim khusus.

"Kemudian dilakukan tracing, kami sudah menyampaikan tadi usulan untuk tracing, ini tracing harus dilakukan oleh tim yang dibentuk untuk itu, yang lain yang sudah bekerja di bidang lain ini relatif nanti tidak fokus, mungkin bisa untuk mereka yang menganggur," kata Tito.

"Banyak yang sekarang mungkin kehilangan pekerjaan, ditarik untuk menjadi tenaga tracing di daerah masing-masing, kemudian diberikan insentif bahkan isentif kalau dia bisa menemukan kontak-kontak yang lain, demikian akan terjadi kegiatan masif yang agresif tracing, untuk bisa melakukan perawatan sedini mungkin," lanjut dia.

Baca Juga: Mendagri Harap Pembatasan Kegiatan Bisa Turunkan Penularan COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya