TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amnesty: Pembatalan Vonis Bebas MA Momentum Usut Tuntas Kanjuruhan

Keputusan MA beri harapan baru mengatasi budaya impunitas

Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan dalam kericuhan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Jakarta, IDN Times - Mahkamah Agung (MA) membatalkan vonis bebas dua polisi terdakwa kasus Tragedi Kanjuruhan. MA menjatuhkan vonis dua tahun penjara kepada mantan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, dan dua tahun enam bulan penjara kepada eks Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto.

Deputi Direktur Amnesty International Indonesia, Wirya Adiwena, mengatakan keputusan MA membawa harapan baru bagi keluarga dari 135 korban, dan mereka yang luka-luka dalam Tragedi Kanjuruhan untuk mendapatkan keadilan.

“Keputusan tersebut juga harus menjadi momentum untuk memulihkan kepercayaan masyarakat, terhadap sistem peradilan dan lembaga penegak hukum,” kata Wirya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/8/2023).

“Maka kami mendesak lembaga-lembaga penegak hukum untuk tetap menyelidiki kasus Tragedi Kanjuruhan secara menyeluruh,” imbuhnya.

Baca Juga: Amnesty Desak Polisi Tetap Usut Tragedi Kanjuruhan

1. Keputusan MA memberi harapan baru untuk mengatasi budaya impunitas

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Wirya menjelaskan, tragedi Kanjuruhan telah menjadi luka bagi keluarga korban dan masyarakat. Namun keputusan MA atas kasus itu memberi harapan baru untuk mengatasi budaya impunitas yang sebelumnya melekat dalam sistem peradilan, terkait kasus kekerasan yang melibatkan aparat keamanan.

“Akuntabilitas seharusnya tidak hanya ditegakkan pada aparat keamanan di lapangan, tetapi juga harus menyentuh para pemimpin mereka di tataran komando,” ujar dia.

“Kasus ini juga harus menjadi pelajaran penting bagi aparat keamanan dalam menegakkan hak asasi manusia, sekaligus menjunjung profesionalisme dan integritas dalam tugas-tugas mereka,” lanjut Wirya.

Baca Juga: MA Batalkan Vonis Bebas 2 Polisi Terdakwa Kasus Tragedi Kanjuruhan

2. PN Surabaya memvonis bebas dua polisi kasus tragedi Kanjuruhan

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy berkunjung ke Stadion Kanjuruhan, Malang usai tragedi yang menelan lebih dari 130 korban jiwa. (dok. Kemenko PMK)

Sebelumnya, Pengadilan Negeri Surabaya membebaskan Bambang Sidik Achmadi dan Wahyu Setyo Pranoto, dengan alasan tidak cukup bukti untuk menghukum mereka.

Kepolisian menetapkan enam tersangka dalam kasus tragedi Kanjuruhan, yang terdiri dari tiga personel kepolisian dan tiga pihak sipil.

Tiga tersangka dari unsur kepolisian adalah Wahyu dan Bambang, serta AKP Hasdarmawan (eks Danki III Brimob Jawa Timur), yang dihukum penjara selama satu tahun enam bulan setelah dinyatakan bersalah karena kelalaian.

Dari pihak sipil, tiga tersangka adalah Akhmad Hadian Lukita (Dirut LIB), Suko Sutrisno (Security Officer saat malam Tragedi Kanjuruhan), dan Abdul Haris (Ketua Panpel Arema FC). Suko divonis satu tahun penjara dan Abdul Haris satu setengah tahun penjara.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya