TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disebut Bakal Tak Lolos Ambang Batas Parlemen, PKS: Jadi Koreksi

PKS akan tingkatkan branding partai dan Anies Baswedan

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang diperkirakan tidak akan lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen sebesar 4 persen pada Pemilu 2024 dalam survei Litbang Kompas.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan, pihaknya tak masalah dengan hasil survei tersebut. Menurutnya, hasil survei itu menjadi bahan koreksi bagi PKS.

"Bagus, jadi koreksi untuk kami, masih ada waktu. Kami belum perlu kerja cerdas termasuk branding PKS dengan Anies Baswedan," ujar Mardani kepada IDN Times, Selasa (23/5/2023).

Mardani mengatakan, PKS memiliki kantong suara yang kuat di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Dengan begitu, Mardani yakin PKS bisa melewati ambang batas parlemen pada Pemilu 2024.

Baca Juga: Pidato Anies Saat Milad PKS, Bahas Politik hingga Prestasi di DKI 

Baca Juga: Diprediksi Tak Lolos Pileg 2024 Versi Litbang Kompas, Ini Kata PPP

1. Survei Litbang Kompas dilakukan pada 29 April-10 Mei 2023

Hasil survei Litbang Kompas periode Mei 2023 mengenai elektabilitas parpol. (Tangkapan layar survei Litbang Kompas)

Litbang Kompas melakukan survei pada 29 April-10 Mei 2023. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden.

Litbang Kompas menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Margin of error dalam survei sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Waketum PPP: Pidato AHY soal Hukum Tajam ke Lawan Politik Tidak Tepat

2. Selain PKS, ada juga PPP dan PAN yang dianggap bisa gagal meraih ambang batas parlemen

DPP PPP umumkan dua jubir partai, Usman M Tokan dan Achmad Baidowi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Selain PKS, ada juga PPP dan PAN yang dianggap bisa gagal meraih ambang batas parlemen. Berdasarkan data dari Litbang Kompas, elektabilitas ketiga parpol itu berada di bawah 4 persen.

Survei Litbang Kompas itu melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Metode itu digunakan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian sekitar 2,83 persen. Kondisi penarikan sampel acak sederhana. 

Juru Bicara PPP, Usman M. Tokan, mempersilakan berbagai lembaga atau instansi menilai PPP. Namun, pihaknya mengetahui dengan pasti lembaga survei mana yang pada setiap pemilu selalu mencoba mengerdilkan PPP. 

"Tapi, nanti kami akan membuktikan bahwa survei itu tidak berdampak apa-apa buat PPP. Kami sudah membuktikan dari pemilu ke pemilu. Dengan kerja keras dan kerja cerdas adalah upaya yang terus kami lakukan," ungkap pria yang akrab disapa Donnie itu kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa. 

Baca Juga: PPP atau PKS, Sandiaga Uno Akan Putuskan Beberapa Minggu Lagi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya