Anggota DPR Minta Tokoh Agama Dilibatkan Agar Masyarakat Mau Vaksinasi

Politikus PDIP ini mengatakan masjid, gereja, pura, wihara, dan kelenteng bisa menjadi sentra pengendalian COVID-19. Rahmad lalu mengatakan tokoh agama setempat bisa dilibatkan karena masih banyak masyarakat yang tidak percaya vaksin COVID-19.

Misalnya, kata Rahmad, ada masyarakat yang menolak divaksin karena menganggap vaksin berbahaya. Lalu, ada juga yang mempermasalahkan kandungan vaksin dan mempermasalahkan vaksin didatangkan dari negara tertentu.

"Banyak sekali isu-isu menyesatkan seputar vaksin sehingga membuat sebagian masyarakat tidak mau divaksin. Nah, saya percaya, jika para pemuka-pemuka agama yang mengatakan bahwa vaksin sangat bermanfaat serta membantu umat terhindar dari sakit parah akibat COVID-19, maka masyarakat yang sebelumnya tidak bersedia divaksin akhirnya akan datang dengan sukarela," tambahnya.

Lebih lanjut, Rahmad mengatakan tokoh agama juga prihatin dengan bencana pandemik COVID-19. Hati pemuka agama, lanjutnya, pasti terketuk untuk membantu memerangi COVID-19.

"Hati mereka (pemuka agama) pasti terketuk. Mereka pasti merasa terpanggil untuk ikut memerangi COVID-19. Mereka pasti bersedia jika rumah ibadah mereka dijadikan sebagai tempat vaksinasi. Saya melihat, sudah cukup banyak rumah ibadah yang menggelar vaksinasi. Tapi agar target vaksinasi tercapai, hendaknya lebih banyak lagi rumah ibadah dijadikan sentra pengendalian COVID-19," katanya.

Rahmad lalu ingin agar pemerintah merealisasikan usulannya ini. "Pemerintah harus mendukung dengan cara menyalurkan sebagian anggaran penanggulangan COVID-19 melalui rumah ibadah seperti masjid, gereja, dan lainnya," tutup dia.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, per 8 Agustus 2021, sudah ada 50.497.940 orang yang sudah disuntik vaksin dosis pertama. Sedangkan, jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis kedua ada 23.777.323 orang.

Pemerintah menargetkan 208.265.720 orang mendapatkan vaksin COVID-19. Target itu ditetapkan untuk mewujudkan herd immunity.