Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penurunan tanah di Jakarta merupakan permasalahan lintas generasi. Anies mengatakan banyak hal yang menyebabkan permukaan tanah di Jakarta sehingga pohaknya akan serius menangani malasah tersebut.
Hal itu disampaikanya selepas memberi sambutan dalam pertemuan Joint Coordinating Committee (JCC) antara Pemprov DKI dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Balai Kota Jakarta, Rabu (16/1).
Anies mengatakan, ada tiga hal yang menyebabkan penurunan tanah di Jakarta yakni pengambilan air tanah secara tidak proporsional, pengembalian air tanah yang sangat minim karena airnya diambil tapi tak dikembalikan lagi, dan beban besar yang harus ditanggung permukaan tanah Jakarta.
Untuk menangani hal tersebut, Pemprov DKI rencananya akan menggunakan teknologi baru. Menurut Anies teknologi ini membuat petugas tak perlu mengecek secara manual.
“Salah satu yang kami akan terapkan di 2019, teknologi baru untuk mengukur penggunaan air tanah di gedung-gedung,” kata Anies di Balai Kota.
Menteri pendidikan dan kebudayaan 2014-2016 tersebut mengatakan selain menggunakan teknologi baru, pihaknya akan kembali melanjutkan pemeriksaan gedung-gedung di Jakarta.
“Itu sudah dimasukkan dalam perencanaan 2019 ini,” ungkapnya
Pertemuan Pemprov DKI dengan JICA pun merupakan salah satu langkah Pemprov untuk belajar dari pihak asing. Anies mengatakan, bahwa Tokyo juga mengalami penurunan yang yang besar.
“Jepang itu mengalami penurunan permukaan tanah luar biasa terutama di Tokyo, Tokyo itu turun amat dalam lalu mereka ada usaha yang sangat serius. Nah, saya berharap kami bisa merumuskan langkah-langkah yang tepat dalam jangka panjang,” ujarnya.