Anies: TPU Tegal Alur Masih Bisa Tampung 3.000 Jenazah COVID-19
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa di Jakarta terdapat dua Taman Pemakaman Umum (TPU) yang dipakai untuk mengubur jenazah dengan protokol COVID-19. Meski angka kematian yang dimakamkan dengan protokol tersebut terus naik, Anies meyakini masih ada lahan pemakaman yang tersedia.
"Di Tegal Alur masih ada ekstra sekitar dua hektare, satu hektare. Itu kira-kira bisa menampung 3.000 makam," jelas Anies kepada wartawan, Rabu (9/9/2020).
1. Pemprov DKI Jakarta berharap orang yang dirawat dan meninggal karena COVID-19 lebih sedikit
Meski begitu, Anies memastikan Pemprov DKI Jakarta terus menjaga kedisiplinan warga di ibu kota. Harapannya agar orang yang dirawat dan meninggal karena pandemik virus corona atau COVID-19 lebih sedikit.
"Insyaallah tempat pemakaman tentu ada disiapkan. Saat ini kita masih gunakan dua tempat itu dulu ya," ujarnya.
2. Sebanyak 5.083 orang telah dimakamkan dengan protokol COVID-19
Data terakhir yang dipublikasikan Pemprov DKI Jakarta melalui corona.jakarta.go.id pada Jumat (4/9/2020) sudah terdapat 5.083 orang yang dimakamkan dengan protokol tersebut.
Dari total 5.083, penambahan terbanyak terjadi tepat pada enam bulan kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Pada Rabu, 2 September 2020 terdapat 60 orang yang dimakamkan dengan protokol COVID-19.
Jumlah tersebut memecahkan rekor tertinggi sebelumnya yang sudah bertahan sejak April 2020. Pada 8 April 2020 sebanyak 54 orang telah dimakamkan dengan protokol COVID-19.
3. DPRD DKI Jakarta sempat beri usul beli lahan TPU baru
Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh mengatakan bahwa pihaknya akan menginventarisir dulu lahan-lahan Taman Pemakaman Umum (TPU) binaan Pemprov DKI Jakarta. DPRD akan melihat apakah masih memungkinkan pembukaan lahan baru atau tidak.
"Tapi, kalau sudah ada keterbatasan (lahan), kita perlu membeli lahan lagi untuk persiapan ke depan kalau memungkinkan karena COVID-19 ini gak tahu berhenti kapan. artinya dimasukkan juga ke anggaran penanganan COVID-19," jelas Nova.
