Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam acara IMGS 2023, VP Candidates: Powerful in Election, Powerful in Action pada Minggu (26/11/2023). (IDN Times/Tata Firza)
Cak Imin menambahkan, evaluasi yang perlu dilakukan ke depan harus dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari perencanaan, dana riset, hingga ke user.
Menurut Cak Imin, satu-satunya yang bisa memproduksi secara massal dengan memanfaatkan hasil riset adalah pemerintah.
"Mulai dari perencanaan, dana riset, hingga user, usernya kalau dikit juga rugi harus massal. Massal yang bisa hanya pemerintah, pemerintah bersifat memaksa setiap produk harus bisa menjadi mass product dari hasil riset terutama di Agromaritim," kata dia.
Cak Imin menjelaskan cara-cara seperti ini telah dilakukan oleh Pemerintah Thailand sehingga itu yang membuat sektor agroindustri di negara tersebut bisa berkembang maju.
Keberhasilan itu, tidak lepas karena ada komitmen yang kuat dari pemerintahnya untuk memproduksi secara massal dengan memanfaatkan hasil riset dalam negerinya.
"Karena itu nanti kita punya pengalaman yang panjang dari satu periode ke periode pemerintahan insya Allah kita satukan dari hulu-hilirnya sampai menjadi dayaguna," ujar dia.
Diketahui, anggaran riset nasional mengalami kontraksi yang cukup dalam, dimana pada tahun 2017 tersedia anggaran sebesar Rp24,9 triliun atau 0,2 persen terhadap PDB.
Sementara saat ini, anggaran tersebut merosot hanya sebesar Rp2,2 triliun atau 0,01 persen terhadap PDB. Dengan kata lain, menciut lebih dari satu per dua puluh kalinya.