Diminta Jokowi Ngebut, Ini Jurus Menkes Percepat Program Vaksinasi
Jakarta, IDN Times - Program vaksinasi dikatakan akan selesai dalam waktu 15 bulan. Namun, Presiden Joko 'Jokowi' Widodo menginginkan vaksinasi tersebut berjalan hanya dalam waktu 12 bulan.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan langsung merespons permintaan Presiden Jokowi.
"Bapak Presiden minta selesai 365 hari. Saya sedang menghitung bagaimana caranya program vaksinasi ini dari 450 hari menjadi 365 hari," kata Budi dalam Kompas CEO Forum, Kamis (21/1/2021).
1. Pemerintah akan gandeng swasta percepat program vaksinasi
Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) itu menyampaikan, pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan logistik dan juga rumah sakit swasta untuk mempercepat program vaksinasi. Pemerintah juga berencana akan mendatangi beberapa tempat seperti sekolah, gedung pertemuan hingga stadion untuk melakukan vaksinasi massal.
"Kami akan bekerja sama dengan RS swasta, kita punya 10 ribu puskesmas, RS pemerintah TNI/POLRI, ditambah swasta itu bisa 3 ribuan. Ini yang akan kita pakai untuk outlet vaksinasi," ucap dia.
2. Indonesia sudah amankan 600 juta lebih vaksin
Dalam kesempatan itu, Menkes juga menyampaikan bahwa Indonesia telah mengamankan 600 juta lebih vaksin COVID-19. Ada empat jenis yang telah diamankan, yakni vaksin Sinovac, Astrazeneca, Pfizer dan Novavac.
Adapun saat ini pemerintah telah memulai program vaksinasi. Untuk tahap pertama, sebanyak 1,4 juta tenaga kesehatan disasar untuk vaksinasi.
3. Pemerintah buka peluang vaksin mandiri oleh pengusaha
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan sinyal kepada para pengusaha soal vaksinasi mandiri. Dia menyebut saat ini pemerintah tengah menggodok soal rencana dari vaksin mandiri.
"Ada yang bertanya bagaimana mempercepat lagi, tanya perusahaan menyampaikan, pak bisa gak vaksin mandiri? Ini yang baru kita akan putuskan, karena apa kita perlu mempercepat perlu sebanyak-banyaknya, apalagi biayanya ditanggung perusahaan sendiri, kenapa tidak?" ujar Jokowi.
