Menkes Curhat Susah Cari Dokter Spesialis di IKN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, sempat curhat tentang sulitnya mendapatkan dokter, khususnya dokter spesialis di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Semula, Budi menyinggung soal pentingnya transformasi sumber daya manusia kesehatan untuk memastikan terpenuhinya produksi dan distribusi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Pasalnya saat ini produksi tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis masih menjadi menjadi masalah di Indonesia setelah 77 tahun merdeka.
"Jumlah dokter yang dihasilkan setiap tahun, tidak sebanding dengan populasi di Indonesia. Menurutnya, setidaknya setiap tahunnya Indonesia harus mampu menghasilkan lebih dari 30 ribu dokter," ujar Budi dalam keterangannya, Minggu (5/11/2023).
Baca Juga: Menko PMK Sebut IKN akan Jadi Pusat Indonesia
1. Rumah sakit IKN terkendala dokter spesialis
Budi mengatakan, pemenuhan fasilitas di IKN dapat dilakukan dengan cepat, namun yang menjadi kendala adalah ketersediaan dokter spesialis di wilayah tersebut.
“Kemarin saya groundbreaking 4 rumah sakit di IKN. Semua yang punya rumah sakit pede bahwa rumah sakitnya akan selesai bulan Juli. Gak pedenya, cari dokternya apalagi dokter spesialis.” ucap Budi.
Baca Juga: Mendikbudristek Dorong Sekolah di IKN Terapkan Kurikulum Merdeka
2. Sejumlah dokter spesialis di RSUD Sepaku juga tidak ada
Editor’s picks
Demikian halnya saat Budi mengunjungi RSUD Sepaku di IKN beberapa waktu lalu. Budi menemukan tidak ada dokter spesialis anestesi, spesialis bedah, terlebih spesialis ortopedi. Padahal, spesialisasi itu dibutuhkan akibat tingginya angka kecelakaan kerja. Alhasil pasien pun harus dirujuk ke Balikpapan dengan jarak tempuh 3–4 jam.
“Oleh karena itu, kita sudah ada terobosan dengan adanya yang hospital based, dari 21 prodi spesialis yang saat ini ada, mau kita mau dorong kalau bisa nanti 300 rumah sakit tipe A dan B dalam waktu yang cepat bisa produksi dokter spesialis. Ini nantinya memudahkan juga menyelesaikan masalah distribusi dari dokter spesialis yang sekarang sangat langka,” ujar Menkes.
Baca Juga: RS Kedua di IKN Dibangun, Jokowi: Rampung Pertengahan 2024
3. Berbagai terobosan pemenuhan dokter
Program ini juga disebut akan mengatasi masalah distribusi. Sebab, peserta didik diutamakan pegawai di RS yang bersangkutan sehingga penempatannya sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan yang dikeluarkan juga akan lebih murah.
Terobosan lainnya, untuk meningkatkan produksi dokter umum, Budi akan mereplikasi apa yang dilakukan oleh Pemerintah India dengan mengirimkan dokter belajar di Fakultas Kedokteran luar negeri.
Guna menjaga kualitas dokter, Menkes juga mengusulkan untuk meningkatkan kompetisi antara dokter Indonesia dengan dokter asing dengan mengirimkan mereka bekerja di rumah sakit luar negeri atau sebaliknya. Hal ini diyakini dapat meningkatkan jiwa kompetisi dan kompetensi para dokter.
“Pasien masih bahasa Indonesia dia pasti lebih nyaman dengan dokter Indonesia. Jadi kita undang aja rumah sakit terbaik Amerika masuk deh bawa dokter Amerika terbaik ke Indonesia. Pasti gak mau kalah kualitasnya, pelayanannya. Jadi memang ada beberapa perspektif yang mesti kita lakukan untuk meningkatkan kualitas” ujar dia.
Baca Juga: Menkes Ajak Pebisnis Investasi di Sektor Kesehatan: Bisa Untung Besar