Satu Pasien MonkeyPox Meninggal Dunia Positif HIV

Pasien sempat dirawat di RSCM

Jakarta, IDN Times - Satu pasien Monkeypox (Mpox) meninggal dunia setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif selama dua minggu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. 

"Ada satu kasus di RSCM meninggal, tapi bukan karena Mpox, tapi karena penyebab lain yang sangat kompleks,” ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM, Lie Khie Chen, dalam konferensi pers, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga: 34 Kasus MonkeyPox di Jakarta Tertular dari Kontak Seksual

1. Pasien dirujuk sudah komplikasi

Satu Pasien MonkeyPox Meninggal Dunia Positif HIVRSUP Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) (Instagram.com/rscm.official)

Dia menerangkan, saat dirujuk ke RSCM, pasien sudah masuk dengan kondisi komorbid yang berat. Pasien yang dirawat juga sudah mengalami komplikasi sehingga harus menjalani operasi di RSCM. 

"Pasien mengalami sumbatan usus kecil dan HIV positif dengan CD 4 yang sangat rendah (CD4=6)," paparnya.

Baca Juga: Was-Was Kasus Monkeypox Meledak Gegara Vaksin Terbatas

2. Pasien memiliki lesi cukup banyak

Satu Pasien MonkeyPox Meninggal Dunia Positif HIVilustrasi monkeypox (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Dia menambahkan, sebelumnya pasien sudah dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan rumah sakit lainnya, dan dirawat selama kurang lebih 3-4 minggu. Pasien dirujuk ke RSCM karena memiliki masalah di pencernaan yang terjadi sumbatan di usus dan harus dioperasi.

“Pasca-operasi kondisi pasien cukup stabil, namun karena ada komorbid lainnya, dan juga adanya kondisi lesi yang cukup banyak dan berat sehingga terjadi komplikasi. Setelah 2 minggu perawatan terjadi komplikasi di paru dan pasien tidak tertolong,” kata dia.

Baca Juga: Kasus Monkeypox di Jakarta Naik, Heru Perintahkan Dinkes Tracing Ketat

3. Kondisi setiap pasien berbeda

Satu Pasien MonkeyPox Meninggal Dunia Positif HIVTenaga kesehatan yang sedang bertugas. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Menurutnya, adanya kasus kematian pada pasien Mpox tidak serta merta meningkatkan fatalitas kasus Mpox. Hal ini disebabkan kondisi setiap pasien berbeda dan memiliki kondisi penyakit penyerta yang berbeda.

Kementerian Kesehatan telah melaksanakan langkah-langkah penanggulangan Mpox, mulai dari surveilans untuk penemuan kasus aktif dan penyelidikan epidemiologi, terapeutik dengan pemberian terapi sesuai simptom dan mempersiapkan logistik antivirus. 

Kementerian Kesehatan juga memberikan vaksinasi kepada kelompok rentan tertular Mpox termasuk kontak erat dengan pasien Mpox dan Orang Dengan HIV (ODHIV), dimana vaksinasi dosis 1 sudah dimulai pada 23 Oktober 2023.

Baca Juga: Monkeypox Masuk Jabar, Bey Tak Akan Lakukan Pembatasan Sosial

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya