Ada Apa Saja di Freeport? Gen Z Perlu Tahu 5 Hal Ini Lebih Detail!

Gak sekadar tambang terbesar di dunia

Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar kata Freeport? Tentu saja pertambangan terbesar di dunia yang dimiliki Indonesia kan. Ternyata gak hanya itu, banyak hal yang bisa kamu pelajari dari perusahaan tambang ini lho.

Buat lebih mengulik Freeport bersama IDN Times, belum lama ini Jovial da Lopez berkesempatan untuk mewawancarai Dirut Freeport Tony Wenas di program Suara Millennial by IDN Times. Sebelumnya, Jovial berkunjung ke perusahaan tambang langsung guys. Penasaran apa saja yang dibahas? Yuk, scroll.

1. Pengalaman unik menyusuri terowongan 70 km

Ada Apa Saja di Freeport? Gen Z Perlu Tahu 5 Hal Ini Lebih Detail!Suara Millennial: Breaking The Myths of Freeport bersama Jovial Da Lopez dan Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas. (dok. YouTube IDN Times)

Salah satu pengalaman unik Jovial saat berkunjung ke Freeport adalah menyusuri terowongan panjang sejauh 70 km di bawah tanah. Ia mengaku mengagumi sopir yang begitu hafal menyetir sejauh itu dengan rambu yang begitu minim.

“Gak ada tulisan, itu gak ada tulisan kiri kanan, dan mereka tuh hafal kaya saya harus ke sini dia langsung tahu. Oh ya udah kita lewat mana gitu, jalannya 12 menit gak ada. Kita kan benar-benar dalam gunung gitu, itu safety-nya pasti dari levelnya tingkat tinggi,” tutur Jovial.

Tony Wenas mengatakan mereka sudah sangat familiar karena tiap hari berada di sana. Ia juga menjelaskan bahwa di sana juga ada traffic light yang mengatur.

“Jadi intinya memang faktor safety dan itu tempat juga dibangun dengan metodologi atau dengan cara yang sangat baik dan sangat kuat,” tutur Tony.

Tony mengatakan setahun Freeport bisa menggali kira-kira 45 km terowongan. Kalau di total-total panjang terowongan di sana jika disambung-sambung kira-kira sudah hampir 700 km.

Baca Juga: Ke Tambang Freeport, Jovial Da Lopez Bongkar 5 Mitos Ini

2. Belajar dampak pertambangan terhadap lingkungan

Ada Apa Saja di Freeport? Gen Z Perlu Tahu 5 Hal Ini Lebih Detail!Suara Millennial: Breaking The Myths of Freeport bersama Jovial Da Lopez. (dok. YouTube IDN Times)

Seperti kita ketahui, pertambangan memiliki dampak terhadap lingkungan. Mengetahui hal itu, Jovial lantas bertanya kepada Tony Wenas bagaimana sebenarnya dampak dari penggalian dalam pertambangan itu sendiri.

Tony mengatakan  memang pertambangan ini di mana pun di dunia ini adalah mengambil mineral, mengekstrak mineral dari dalam tanah, dan sudah pasti terjadi perubahan bentang alam.

“Jadi kalau dikatakan itu betul terjadi perubahan bentang alam dan memang semuanya ini sudah dikalkulasi, sudah dihitung dan dimitigasi dan dituangkan dalam amdal atau persetujuan amdal,” tutur Tony.

Tony mengatakan, perubahan bentang alam pada pertambangan atau Grasberg yang sudah tidak terpakai oleh Freeport kemudian dilakukan reklamasi atau penanaman kembali di ketinggian 4.285 meter.

“Yang tumbuh di situ cuma rumput dan perdu, gak ada pohon di situ, jadi memang reklamasi atau penanaman kembalinya itu sekarang sudah sekitar hampir 500 hektare,” tutur Tony.

3. Penghijauan kembali lahan di pertambangan

Ada Apa Saja di Freeport? Gen Z Perlu Tahu 5 Hal Ini Lebih Detail!Suara Millennial: Breaking The Myths of Freeport bersama Jovial Da Lopez. (dok. YouTube IDN Times)

Tony mengatakan bahwa di area tailing sudah lebih dari 1.000 hektare yang Freeport reklamasi. Bahkan hingga tahun 2041 sudah direncanakan 23.000 hektare lahan untuk direklamasi perusahaannya.

“Iya. 2041, 23.000 hektare itu akan seluruhnya kita reklamasi, akan menjadi hijau kembali bahkan menjadi lahan produktif,” tutur Tony. 

Tony menjelaskan, daerah yang direklamasi itu nantinya 10 tahun kemudian menjadi hutan muda kembali. Dengan bantuan manusia, daerah itu bisa lebih cepat hijau kembali.

Selain itu, limbah dari tailing yang masuk kategori B3 dapat dimanfaatkan kembali untuk campuran bahan konstruksi. Tony mengatakan bahan tailing itu pun lebih murah dan kuat daripada beton konvensional.

“Tailing itu juga ternyata sangat baik untuk campuran bahan konstruksi. Beton konstruksi, sudah kita bangun ada sekitar puluhan kilometer jalan yang dibangun dari bahan tailing, ada jembatan, rumah, kantor bupati juga kita bangunkan dengan bahan tailing,” tutur Tony.

4. Proses pengolahan limbah pertambangan

Ada Apa Saja di Freeport? Gen Z Perlu Tahu 5 Hal Ini Lebih Detail!Suara Millennial: Breaking The Myths of Freeport bersama Jovial Da Lopez. (dok. YouTube IDN Times)

Jovial mengatakan pengolahan limbah tersebut tampak mahal. Hal ini pun diamini oleh Tony bahwa hal tersebut harus dilakukan oleh semua pertambangan di dunia secara berkala.

“Namanya good mining practices itu adalah juga termasuk adalah good environmental practices dan kami ini kan diaudit bukan hanya oleh KLHK, tapi juga oleh international auditor kita. Diaudit oleh International Council for Metals and Minerals. Jadi kita menggunakan guidelines yang mereka tetapkan,” tutur Tony.

Pengelolaan limbah dan lingkungan menjadi hal sangat penting karena hal itu juga menjadi concern para investor PT Freeport. Tony mengatakan pengelolaan lingkungan kita ini sudah betul-betul teruji bukan hanya secara domestik nasional tapi juga secara internasional.

“Kalau misalnya kita punya reputasi atau ada peraturan-peraturan atau ada kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan yang terlanggar, produk kita akan susah. Tapi kan ternyata kenyataannya adalah produk-produk kita diterima secara internasional dan gak pernah ada masalah soal itu,” tutur Tony.

5. Bagaimana ESG di Freeport?

Ada Apa Saja di Freeport? Gen Z Perlu Tahu 5 Hal Ini Lebih Detail!Suara Millennial: Breaking The Myths of Freeport bersama Jovial Da Lopez. (YouTube IDN Times)

Di satu sisi, Tony mengatakan PTFI terus akan meningkatkan ESG (environmental, social, dan governance). Menurutnya, tidak ada perusahaan yang bisa berhasil di tengah lingkungan dan masyarakat yang gagal.

“Jadi, harus itu, adalah kewajiban kita, kita masukkan dalam business plan kita, bukan hanya sekedar apa. Oh karena diatur sebegitu. Nggak, dalam perencanaan bisnis kita, perencanaan penambang kita faktor-faktor tersebut harus internalise, yaitu untuk lingkungan dan untuk masyarakat,” tutur Tony.

Komitmen PT Freeport pun diwujudkan dalam investasi sosial sebesar Rp1,5-Rp2 triliun setahun bagi masyarakat. Tony mengatakan komitmen PTFI terhadap masyarakat Papua itu dari awal perusahaan tersebut beroperasi tinggi.

“Kita harus tumbuh dan berkembang bersama dengan mereka, dan kalau Asrama Taruna Papua ini adalah salah satu program kita supaya bisa mendidik anak-anak Papua mulai dari kecil, dari SD bisa diberikan, itu kan boarding school,” tutur Tony. 

Selain itu, Tony mengatakan ada beasiswa yang Freeport berikan totalnya sekitar 12.000 dan beberapa asrama anak-anak yang dikelola supaya pendidikan di Papua ini bisa lebih tinggi lagi.

“Program investasi sosial kami itu adalah pendidikan, yang utama adalah pendidikan, kesehatan kemudian ekonomi, ekonomi kerakyatan maksudnya pembinaan UMKM, infrastruktur, dan juga program-program budaya, olahraga dan sebagainya,” tutur Tony.

Selain hal tadi, Tony menjelaskan bahwa  PTFI berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon 30 persen pada tahun 2030. Hal ini diwujudkan dengan mengganti truk-truk diesel dengan kereta listrik dan segera mengganti PLTU dengan PLTG.

“Sekarang ini sudah tercapai sekitar 25 persen penurunan emisi karbon. Dengan menggunakan LNG dan ini kan jauh lebih bersih itu akan lebih lagi mengurangi emisi karbon kita, mungkin itu jauh lebih dari 30 persen,” tutur Tony.  (WEB)

Baca Juga: Kementerian BUMN Optimis Smelter Freeport Beroperasi Sesuai Rencana

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya