Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, Indonesia - Lebih murah. Itulah alasan pertama yang dikatakan Arif Firmansyah, seorang penumpang kereta api jarak jauh, memilih pemeriksaan COVID-19 menggunakan GeNose C19.

Di masa pandemik virus corona ini, pemerintah memang memberlakukan aturan perjalanan antarkota. Surat hasil tes negatif COVID-19 menjadi syarat mutlak bagi masyarakat di atas usia lima tahun yang ingin menggunakan transportasi umum ke luar daerah, termasuk kereta api.

Pemeriksaan dilakukan maksimal 3x24 jam sebelum perjalanan. Namun, di hari selama libur panjang atau libur keagamaan, sampel diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum jam keberangkatan.

Ada tiga pilihan tes virus corona yang bisa dipilih calon penumpang, yakni swab PCR, rapid test antigen, dan GeNose. Opsi ini diatur dalam Surat Edaran (SE) Kemenhub Nomor 20 Tahun 2021 dan SE Satgas COVID-19 Nomor 7 Tahun 2021.

Diakui, bagi penumpang kereta seperti Arif, GeNose menjadi opsi yang ramah di kantong. Apalagi sudah banyak stasiun yang menyediakan pemeriksaan ini.

"Lebih murah dan gak disodok-sodok hidungnya. Disodok hidungnya sakit," kata Arif kepada IDN Times, Senin (1/3/2021).

PT Kereta Api Indonesia menghadirkan layanan rapid test antigen dan GeNose di sejumlah stasiun. Biaya antigen dipatok Rp105 ribu, sedangkan GeNose hanya Rp20 ribu.

1. Tak 100 persen yakin dengan akurasi tes GeNose

Default Image IDN

GeNose, alat yang dibuat peneliti dari UGM, mendeteksi COVID-19 melalui embusan napas. Berbeda dengan swab PCR atau antigen yang mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan.

Terkait akurasi hasil tes, Arif sebenarnya juga tidak terlalu yakin. Meski sebelumnya peneliti UGM mengklaim akurasi pemeriksaan COVID-19 dengan GeNose mencapai 97 persen.

"Yakin atau gak (akurasi), gak yakin 100 persen karena PCR saja banyak yang hasilnya beda-beda," ucapnya.

Berbeda dengan Arif, penumpang kereta jarak jauh bernama Ulfa masih meragukan akurasi tes menggunakan GeNose. Oleh sebab itu, ia memilih merogoh kocek lebih dalam lagi untuk melakukan tes COVID-19 menggunakan rapid test antigen.

"Emang lebih mahal sih dari GeNose, tapi lebih yakin aja. Soalnya mau naik kereta buat ketemu orang tua," kata Ulfa.

Sebelum ada layanan antigen di stasiun, ia bahkan rela membayar hingga Rp900 ribu untuk swab PCR. Sebab keamanan menjadi prioritas utamanya.

2. Perbandingan pengguna GeNose dan antigen

Editorial Team

Tonton lebih seru di