Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kalung Eucalyptus sebagai antivirus COVID-19 (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Jakarta, IDN Times - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan para peneliti Indonesia sudah melahirkan 61 inovasi alat dan obat pencegahan COVID-19 dalam waktu tiga bulan.

"Yang menarik, peneliti di Indonesia dalam keadaan kepepet ide-ide, terobosan keluar, pokoknya macam-macam, nasionalisme bangkit itu dalam kepepet, persoalannya apa harus dipepet terus biar keluar ide-ide," ujar Ali Ghufron dalam Dialog Nasionalisme di Tengah Tantangan Pandemi COVID-19 dalam Menyongsong Indonesia Emas di Jakarta, Selasa (21/7/2020).

1. Dana keseluruhan untuk riset Rp60 miliar

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kedua kiri) dan Rektor Unpad Rina Indiastuti (ketiga kanan) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di gedung RSP Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Bio Farma menyerahkan peminjaman Mobile Laboratorium BSL 3 pertama di Indonesia kepada Universitas Padjadjaran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Swab Test melalui RT-PCR pas

Dia mengungkapkan, saat ini dana keseluruhan untuk riset sebesar Rp60 miliar. Dari anggaran tersebut, Lembaga Eijkman mendapat jatah Rp5,3 milliar untuk membuat vaksin merah putih yang akan diproduksi 2021.

"Mohon maaf dana kami keseluruhan Rp60 miliar itu pun sulit dapatnya setengah mati, itu sudah lebih dari 61 inovasi termasuk pemeriksaan test kit, PCR, robot dokter dan lain-lain, kalau Rp10 triliun dianggarkan untuk penelitian, kami janji alat dan obat terkait COVID tidak perlu impor," paparnya.

2. Sebanyak 61 inovasi sudah diproduksi, bisa dimanfaatkan dan dibeli oleh pemerintah

Editorial Team

EditorSunariyah

Tonton lebih seru di