Ini Peran Presiden KSPI dalam Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

Dari 23 pertanyaan tersebut, Iqbal menjelaskan tentang apa yang ia tahu dan yang ia dengar, tentang bagaimana kejadian yang menimpa Ratna Sarumpaet tersebut. Ia juga menjelaskan secara singkat bahwa pada tanggal 28 September sekitar pukul 23.30 WIB, dia diminta untuk datang ke rumah Ratna.

Malam itu, Iqbal mengaku baru pulang dari acara televisi swasta dan kemudian ditelepon salah satu staf Ratna Sarumpaet. Dalam sambungan telepon itu, Ratna juga berbicara dan memintanya datang. 

"Saya sampaikan, saya ga bisa hadir untuk datang. Tapi tiba-tiba, ia menangis dan mengatakan ‘kamu harus datang, karena saya dianiaya, karena saya dianiaya’ singkat cerita saya putuskan untuk datang ke rumah Ratna,” ucap Iqbal.

Dalam pertemuan Iqbal dan Ratna secara singkat cerita, Ratna menjelaskan tentang penganiayaannya, bahwa dalam cerita tersebut intinya Ratna minta bisa dipertemukan oleh Calon Presiden Prabowo Subianto.

“Dan dia ingin menjelaskan langsung kepada Pak Prabowo karena sebelumnya menurut cerita Ratna sudah berbicara ke Fadli Zon tentang penganiayaan tersebut dan menurut ceritanya Pak Prabowo ingin menjenguk Ratna, dari cerita tersebut intinya saya diminta Ratna untuk memperkuat bisa bertemu Pak Prabowo,” papar Iqbal.

Kesimpulannya, akhirnya Iqbal menyampaikan ke ajudan Prabowo bahwa Ratna ingin berjumpa.

“Singkat cerita, akhirnya mereka berjumpa di satu tempat, saya sebutkan tadi kepada penyidik, di situ (pertemuan) saya hadir, dalam pertemuan tanggal 2 Oktober tersebut, Ratna mengulang kembali cerita yang dia ceritakan kepada saya pada tanggal 28 September tengah malam tersebut di rumahnya,” ujar Iqbal.

Mendengar cerita dari Ratna, kata Iqbal, Prabowo meminta kepada Ratna untuk segera mengambil tindakan hukum berupa pelaporan kepada polisi atas kejadian yang dialaminya.

“Satu, lapor polisi dan lakukan visum et repertum, supaya jelas masalahnya, Ratna seperti pada tanggal 28 September bercerita kepada saya jawabannya sama, dia pesimis kalau ini dilaporkan ke polisi akan ditindaklanjuti, waktu bercerita kepada saya pun sama jawabannya," kata dia. 

Prabowo menyampaikan, kalau memang perlu pendampingan silakan, ada ACTA ada divisi hukum Gerindra yang akan membantu. "Tapi laporkan polisi," katanya.

Yang kedua, Prabowo menyampaikan bahwa tidak boleh ada kekerasan di dalam demokrasi. 

Terkuak kemudian, kabar mengenai penganiayaan kepada Ratna itu ternyata tidak ada. Ratna mengakui bahwa dia berbohong kepada sejumlah pihak. 

Polisi kemudian menetapkan Ratna sebagai tersangka dan menahannya di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya.