Kabar Buruk Prabowo-Gibran, Didukung Pemilih Muda yang Ogah ke TPS

Prabowo-Gibran unggul di suara milenial dan gen Z

Jakarta, IDN Times - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dalam survei Indikator Politik, mendulang suara pemilih muda. Di kalangan gen Z (anak muda yang berusia 26 tahun ke bawah), Prabowo-Gibran punya suara 56,6 persen, dan di kalangan milenial (27-42 tahun) 46,3 persen suara.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, pendukung muda memilih 02 karena adanya sosok Gibran Rakabuming Raka.

“Ternyata pendukung muda sejak 2019 dan 2014 memang lari ke Prabowo dibanding ke Pak Jokowi. Tetapi sejak Prabowo gandeng Gibran maginitude dukungannya lebih tinggi di pendukung muda,” kata Burhanuddin dalam acara Real Talk with Uni Lubis by IDN Times, yang berjudul 'Di Balik Angka Survei Pilpres 2024’, Rabu (17/1/2024).

Baca Juga: Gibran Pamer Tayangan Iklan Videotron Prabowo-Gibran Kartun 3D

1. Pemilih muda merasa kehadiran Gibran merepresentasikan mereka

Kabar Buruk Prabowo-Gibran, Didukung Pemilih Muda yang Ogah ke TPSCalon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dalam acara Waktunya Indonesia Maju di SICC, Minggu (10/12/2023) (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Burhanuddin menjelaskan, selama ini Pemilu hanya menampilkan capres atau cawapres dari generasi X dan Boomers. Hal tersebut membuat pemilih muda tidak merasa merepresentasikan mereka.

“Ketika Gibran masuk sebagai cawapres Prabowo, itu sebagian anak muda, anak muda yang mana? Menengah ke bawah-desa. Pendukung Pak Jokowi swich ke Pak Prabowo,” kata dia.

2. Paradoks pemilih muda: pemilihnya besar tapi partisipasi rendah

Kabar Buruk Prabowo-Gibran, Didukung Pemilih Muda yang Ogah ke TPSTiga pasangan capres dan cawapres usai ambil nomor urut di KPU, Selasa (14/11/2023) (YouTube/KPU RI)

Namun demikian, Burhanuddin mengatakan, dukungan pemilih muda merupakan paradoks Gen Z dan milenial. Sebab, mereka memiliki partisipasi yang rendah dan cenderung malas atau ogah ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Saya ingin katakan gen Z dan milenial paradoks, data BPS terakhir data KPU merilis dari DPT 204 juta untuk bulan depan itu 56 persen dari gen Z dan milenial itu besar. Tetapi partisipasi mereka lebih rendah dari yang lebih dewasa, ini catatan penting, ini yang saya sebut paradoks, pemilihnya besar tapi belum tentu mereka dateng ke TPS,” ujar dia.

Mengingat, 14 Februari 2024 nanti diiringi hari libur Isra Miraj, Valentine, dan Imlek.

“Jangan lupa 2019 exit poll saya dan itu terkonfirmasi KPU, tingkat turn out di Pilpres 81 persen. Tetapi data exit poll, siapa yang menggunakan hak pilihnya itu semakin tua semakin datang ke TPS. sementara generasi muda hanya 67 persen, jadi jauh dari rata-rata turn out dari data nasional, nah ini jadi kabar buruk 02,” imbuhnya.

3. Anies Baswedan memiliki turn out yang besar

Kabar Buruk Prabowo-Gibran, Didukung Pemilih Muda yang Ogah ke TPSCalon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan ketika tiba di Sorong, Papua. (Dokumentasi Istimewa)

Oleh karena itu, Burhanuddin mewanti-wanti paslon yang puas dengan pemilih muda. Sebab, jika mereka tidak menggunakan hak pilihnya di 14 Februari maka menjadi hal yang percuma.

“Lagi-lagi saya sampai pada kesimpulan, apakah terjadi satu atau dua putaran itu tergantung variabel turn out jadi tingkat kehadiran, dan Anies tingkat turn out lebih besar,” kata Burhanuddin.

Anies saat ini memiliki dukungan dari pendukung organik Prabowo pada 2019 seperti massa PKS, Front Pembela Islam (FPI), dan 212.

“Saya melihat pendukung organik Prabowo yang lama itu sudah pindah ke Anies. Paslon 02/03 tidak boleh gegabah, bahwa Anies beberapa bulan sebelumnya di urutan ketiga sekarang survei menyalip 03, kisaran 27 persen,” imbuhnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya