Jakarta, IDN Times - Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera kembali sepakat mengajukan nama baru sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno.
Padahal, kedua partai itu sebelumnya telah mengajukan Ketua DPW PKS Jawa Barat Ahmad Syaikhu dan Sekretaris DPW PKS Jakarta Agung Yulianto sebagai cawagub.
Lalu, apa alasan Gerindra-PKS mengganti keduanya?
Pada Pemilu Legislatif 2019 Syaikhu berhasil lolos sebagai anggota DPR 2019-2024 lewat Daerah Pemilihan Jawa Barat VII.
Pada saat itu ia mengaku siap mundur apabila namanya dipilih DPRD DKI Jakarta sebagai wakil gubernur. Namun, kini ia lebih memilih sebagai anggota dewan di Senayan.
"Begitu ditanyakan kembali, (Syaikhu) mengusulkan ke DPP agar berkhidmat ke DPR. Jadi setelah musyawarah, nama dia diganti," ujar Ketua DPW PKS Jakarta Syakir Purnomo, Selasa (21/1).
Sementara, Syakir mengatakan bahwa Agung dicoret dari nama cawagub lantaran mendapat tugas khusus dari pimpinan partai.
Sejak Sandiaga mundur dari jabatan wakil gubernur, PKS selalu ngotot bahwa kadernya berhak mengisi posisi kosong itu. Berbeda dengan sebelumnya, kini calon Wagub DKI dibagi sama rata untuk kader PKS dan Gerindra sebagai pengusung Anies dan Sandiaga.
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Muhammad Arifin mengaku bahwa partainya telah berjiwa besar karena membagi jatah calon Wagub DKI dengan Gerindra.
"Kita ingin proses ini berjalan cepat dan tak tertunda-tunda. Karna bisa mengganggu kinerja gubernur," ujar Arifin.
Sebagai pengganti Agung dan Syaikhu, Gerindra-PKS bersepakat mengajukan Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria dan kader PKS Nurmansjah Lubis.
Riza merupakan anggota DPR periode 2014-2019 dan 2019-2024. Ia juga pernah menyalonkan diri sebagai wakil gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 berpasangan dengan Hendardji Soepandji lewat jalur independen.
Sementara itu, berdasarkan berkas riwayat hidup Nurmasjah yang diterima IDN Times, ia merupakan mantan anggota DPRD DKI Jakarta periode 2004-2009 dan 2019-2014 namun berhenti pada 2013.