Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala BKKBN Hasto
Kepala BKKBN Hasto

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengungkapkan masyarakat Indonesia walaupun miskin tetap bahagia. Hal itu terlihat dari hasil pengukuran Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang dilakukan BKKBN.

“Bangga itu ada (indikator) tenteram, mandiri, bahagia. Skor kita yang tertinggi adalah kebahagiaan, skornya 72. Sedangkan skor kemandirian 51. Kemudian skor ketenteraman sekitar 56 atau 57," kata Hasto dalam keterangan, Jumat, 19 Juli 2024.

1. Kemandirian lemah namun kebahagiaan

Ilustrasi seorang laki-laki berada di lingkungan kumuh (pexels.com/Tom Fisk)

Berdasarkan data tersebut, menurut Hasto, kemandirian masyarakat sesungguhnya masih lemah, walau kebahagiaan tinggi. Miskin tetapi bahagia. 

"Begitu kenyataannya. Masih bisa bersyukur. Meskipun masih miskin tapi tidak sedih," ungkapnya.

2. Tiga indikator iBangga

Ilustrasi Wanita Bahagia (freepik.com)

Hasto menjelaskan tiga indikator pengukuran iBangga. Pertama, indeks ketenteraman. Dia mencontohkan indeks ketenteraman adalah pasangan suami istri. Mereka memiliki akta nikah atau dokumen. 

"Kalau istri simpanan, pasti nilai ketenteramannya rendah. Terus uring-uringan, dikejar-kejar rasa bersalah, maka nilai ketenteramannya rendah. Skor kita belum sampai 60. Belum tenteram karena perceraian juga tinggi,” katanya dia.

3. Indikator mandiri dan kebahagiaan

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. (Dok. Istimewa)

Hasto menambahkan indikator kedua kemandirian yang berkaitan erat dengan faktor ekonomi. Ketiga Indikator iBangga ketiga adalah kebahagiaan. Kebahagiaan ditandai dengan kehidupan bersosialisasi, gotong royong, berwisata, rekreasi, berkomunikasi, berinteraksi.

 "Itu memang happy kita. Kalau di kampung jaga gardu, ronda ramai-ramai, ketawa-ketawa, padahal hutangnya banyak,” urainya.

Editorial Team