KH. Noer Ali (Website/Oleh Secretariat of Constituent of Indonesia [1] - konstituante.net/id/profile/MASJUMI_noer_alie, Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=91034372)
Dilansir lanudi.id, Kiai Noer Ali lahir pada 15 Juli 1914 di Desa Ujung Malang Bekasi, Jawa Barat. Kiai Noer Ali lahir dari pasangan Anwar bin Layu, seorang petani, dan Maimunah.
Sejak kecil, Kiai Noer Ali dikenal sebagai sosok anak yang cerdas. Beliau mempelajari Al-Qur'an dari ayah dan kakaknya.
Di usia 5 tahun, Kiai Noer Ali mampu menghafal surat-surat pendek. Di usia 7 tahun, Kiai Noer Ali belajar mengaji di Guru Maksum Bekasi dan Guru Mughni. Dari kedua gurunya ini, Kiai Noer Ali banyak menimba ilmu agama.
Tak hanya ilmu agama, Kiai Noer Ali juga berguru ilmu beladiri. Ialah Guru Marzuki yang mengajari ilmu beladiri kepada Kiai Noer Ali.
Kiai Noer Ali menyerap dengan baik ilmu beladiri hingga disebut sosok yang sakti. Beliau juga dijuluki sebagai 'belut putih' karena kelincahannya.
Pada 1934, Kiai Noer Ali melanjutkan pendidikannya di Mekkah. Beliau menempuh pendidikan di madrash Darul u’lum. Guru-guru beliau antara lain Syekh Ali al Maliki, Syekh Umar Turki, Syekh Umar Hamdan, dan Syekh Ahmad Fathani.
Selama di Mekkah, Kiai Noer Ali bersama pelajar Indonesia membentuk himpunan Pelajar Betawi dan Himpunan Pelajar Indonesia.