Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit menerima audiensi Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit menerima audiensi Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo, memuji sikap arif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait lagu Bayar Bayar Bayar yang dilantunkan band punk Sukatani.

"Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menunjukkan sikap arif dan bijaksana dalam menyikapi lagu 'Bayar Bayar Bayar' karya grup band Sukatani, di mana lirik lagu tersebut berisi kritik yang sangat tajam terhadap polisi. Saya salut dengan sikap Kapolri," kata Rudianto Lallo, Senin (24/2/2025).

1. Personel Polri tidak boleh antikritik

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara kenaikan pangkat (korps) rapor 22 personel di Rupatama Mabes Polri (dok. Humas Polri)

Rudianto menekankan, seluruh Polda beserta jajaran di bawahnya dan para personel Polri haruslah mencontoh dan meneladani sikap Listyo dalam menyikapi kritik apapun bentuknya. Menurut dia, tidak boleh ada lagi personel Polri yang antikritik.

"Sikap arif dan bijaksana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menyikapi kritik harus jadi contoh, harus diteladani semua personel dan unit di Polri dari level Mabes Polri sampai level terendah di Polsek," ungkapnya.

2. Kritik Band Sukatani harus jadi pengingat bagi Polri

Duo personel Band Sukatani meminta maaf kepada institusi Polri atas lagu yang mereka tulis berjudul 'Bayar Bayar Bayar'. (www.instagram.com/@sukatani.band)

Menurut Rudianto, kritik yang terkandung dalam lagu Bayar Bayar Bayar karya band Sukatani seharusnya juga menjadi pengingat bagi Polri secara institusi maupun bagi para personel kepolisian untuk berbenah. 

Selain itu, Rudianto mendukung langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang berencana menjadikan band Sukatani sebagai duta Polri. 

"Pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyatakan bahwa Polri terbuka menerima kritik untuk evaluasi perbaikan Polri, yang kemudian Kapolri ingin menjadikan band Sukatani sebagai juri atau band duta untuk Polri patut kita dukung bersama. Pernyataan ini jelas sekali juga merupakan bentuk dukungan Kapolri kepada band Sukatani dalam berkarya," kata dia.

3. Polri diminta jangan represif terhadap kritik

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara kenaikan pangkat (korps) rapor 22 personel di Rupatama Mabes Polri (dok. Humas Polri)

Rudianto meminta Polri tetap terbuka dan tidak bersikap represif jika ada kritik dari masyarakat, termasuk dari kalangan musisi atau seniman atau grup band. 

Ia pun menyayangkan sikap Polda Jawa Tengah melalui oknum personel Subdit I Ditressiber yang memeriksa dua personel band Sukatani, yaitu Syifa Al Lufti alias Alectroguy dan Novi Citra alias Twister Angel.

"Seharusnya Polda Jawa Tengah tidak serta merta bersikap represif, apalagi diduga cenderung bersikap intimidatif kepada dua personel band Sukatani, sehingga mereka minta maaf dan menarik lagu 'Bayar Bayar Bayar' dari semua platform. Bahkan, Novi Citra yang berprofesi sebagai guru itu dipecat dengan dugaan akibat ada surat dari pihak Polda Jawa Tengah ke pihak sekolah. Cara-cara represif dan intimidatif seperti ini tidak boleh lagi terus terulang," ujar Rudi.

Terakhir, Rudianto mendukung upaya Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri yang langsung melakukan pemeriksaan terhadap oknum personel Subdit I Ditressiber yang melakukan klasifikasi atau permintaan keterangan kepada dua personel band Sukatani. 

Rudianto mendorong Divpropam Polri agar memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum tersebut.

"Semua oknum yang diduga terlibat melakukan intimidasi harus ditindak dan diberikan sanksi tegas. Proses pemeriksaannya juga harus transparan," kata dia.

Editorial Team