Indonesia Laporkan Kemajuan Dialog Isu Hutan-Pertanian di COP27

Indonesia disebut membuktikan kepemimpinannya

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Alue Dohong, bersama Menteri Inggris untuk Wilayah Luar Negeri, Persemakmuran, Energi, Iklim dan Lingkungan, Lord Goldsmith, berdiskusi di acara “Forest and Climate Leaders' Partnership: Unpacking FACT Dialogue, Traders Roadmap and Forest Tenure Pledge” di Paviliun Inggris pada COP27.

Indonesia disebut membuktikan kepemimpinannya di mata internasional dan menunjukkan reputasinya sebagai “negara adidaya iklim” di COP27, dengan menyoroti peran penting Dialog Perdagangan Hutan dan Komoditas Pertanian (FACT) dalam usaha mengatasi perubahan iklim dan transformasi sistem pangan global untuk mendukung keberlanjutan serta melindungi hutan, ekosistem, dan manusia.

“Saya bangga bahwa selama setahun terakhir, kolaborasi sukarela kami dengan lebih dari 28 negara produsen dan konsumen, telah membuat kemajuan yang baik secara keseluruhan di empat bidang tematik dari Rencana Jangka Panjang Aksi FACT. Dialog FACT perlu untuk terus menyediakan platform bagi pemerintah dan pemangku kepentingan utama untuk bekerja sama, berbagi praktik terbaik, dan membuat kemajuan atas aksi nyata, yang mungkin terkait dengan kebijakan, pendekatan sukarela, teknologi, dan inovasi," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Alue Dohong, dalam keterangannya, Sabtu (12/11/2022).

Baca Juga: Di COP27, Joe Biden Sampaikan Janji Amerika Perangi Perubahan Iklim

1. Mengubah ambisi jadi tindakan nyata dengan kolaborasi

Indonesia Laporkan Kemajuan Dialog Isu Hutan-Pertanian di COP27Keramba Jaring Apung (KJA) dianggap berkontribusi pada pencemaran lingkungan Danau Toba (IDN Times/Prayugo Utomo)

FACT Roadmap ditetapkan pada COP26 yang dipimpin Indonesia dan Inggris. Ada lebih dari 28 pemerintah yang terlibat untuk memprioritaskan aksi rencana jangka panjang. Dijelaskan bahwa dua dari 14 aksi selesai dan enam lainnya masih dalam proses.

"Sekarang, tantangan bagi kami di COP27 adalah untuk memberikan hasil nyata dan mengubah ambisi ini menjadi tindakan nyata. Untuk mewujudkannya, kolaborasi sangatlah penting," kata Lord Goldsmith.

2. Laporan menjelaskan soal kelanjutan komitmen anggota

Indonesia Laporkan Kemajuan Dialog Isu Hutan-Pertanian di COP27Ilustrasi lingkungan (IDN Times/Mardya Shakti)

Ke depannya, FACT bakal terus bekerja sama untuk mewujudkan rencana jangka panjang FACT.

Laporan Kemajuan Dialog FACT 2022 memperlihatkan kelanjutan dari komitmen anggota FACT dalam mempromosikan perdagangan dan pembangunan yang berkelanjutan, perlindungan hutan dan ekosistem penting lainnya, sebagai tujuan bersama.

Dialog FACT mewakili lebih dari tiga perempat perdagangan global komoditas seperti minyak sawit, kedelai, kakao, daging sapi, dan kayu. Tujuannya adalah untuk memutuskan hubungan antara produksi komoditas pertanian dan deforestasi.

3. Komitmen untuk bekerja sama melalui FACT Dialogue dan Roadmapnya

Indonesia Laporkan Kemajuan Dialog Isu Hutan-Pertanian di COP27(Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Keadilan untuk Keadilan Energi melakukan aksi menyambut pelaksanaan KTT G20 di Jepang dengan membawa poster di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Dalam aksinya mereka mendesak tiga perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia yakni Marubeni, Sumitomo dan Mizuho Bank Ltd untuk memotong kebijakan investasi energi dalam bahan bakar fosil yang berkontribusi dalam pemanasan global dan perubahan iklim.) ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Owen Jenkins, pada COP26 mengatakan 28 negara produsen dan konsumen terbesar berkomitmen untuk bekerja sama melalui FACT Dialogue dan Roadmapnya.

"Dengan bekerja sama melalui kemitraan yang unik ini, Indonesia dan Inggris dapat membawa perubahan yang sangat dibutuhkan untuk melindungi lingkungan alam yang berharga seperti hutan hujan dan mengatasi perubahan iklim.

Dia mengaku dengan kepemimpinan Indonesia dan berharap akan terus memimpin Dialog FACT bersama Inggris, di mana saat pihaknya mencoba menyatukan negara-negara untuk menemukan solusi yang dapat memperkuat pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, dan meningkatkan mata pencaharian.

"Serta pada saat yang sama juga menghindari emisi yang menyebabkan perubahan iklim yang menyebabkan kerusakan dan hilangnya keanekaragaman hayati," ujarnya.

Baca Juga: Siti Nurbaya: Mitigasi Perubahan Iklim Kerap Terkendala Politik

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya