Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-14 at 14.52.03 (1).jpeg
Presiden Prabowo Subianto. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Prabowo menyaksikan penyerahan uang Rp13,2 triliun terkait kasus korupsi persetujuan ekspor CPO.

  • Uang tersebut bisa digunakan untuk perbaikan 8 ribu sekolah dan membangun 600 kampung nelayan.

  • Prabowo berterima kasih kepada Kejaksaan Agung yang telah mengungkap kasus penyelundupan kekayaan negara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerinthan Presiden Prabowo Subianto tepat satu tahun hari ini. Hari penting ini ditandai Prabowo dengan menyaksikan penyerahan uang Rp13.255.244.538.149 (13,2 triliun), terkait kasus korupsi persetujuan ekspor Crude Palm Oil (CPO) minyak kelapa sawit, kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Senin (20/10/2025).

Prabowo mengatakan, ini merupakan momentum yang baik, tepat di satu tahun pemerintahannya. Prabowo berharap, ini merupakan tanda kebaikan mengiringi pemerintahannya.

"Kebetulan ini pas satu tahun saya dilantik sebagai Presiden, jadi saya merasa ini istilahnya tanda-tanda baik, di hari satu tahun saya menyaksikan pemerintah indonesia, Kejaksaan sebagai bagian dari pemerintah Indonesia memperlihatkan dan membuktikan kepada rakyat, kerja keras, kerja yang gigih dan berani. Sehingga bisa membantu negara menyelamatkan kekayaan," ujar Prabowo di Kejaksaan Agung, Jakarta.

Prabowo mengatakan, uang sebesar Rp13,2 triliun sebesar itu bisa digunakan untuk perbaikan 8 ribu sekolah. Sehingga sekolah yang saat ini kondisinya memprihatinkan bisa segera diperbaiki.

Selain itu, Prabowo juga mengatakan, dana tersebut bisa digunakan untuk membangun kampung nelayan.

"Kita membangun desa-desa nelayan dengan fasilitas modern, rencananya sampai akhir 2026 kita akan dirikan 1.100 desa nelayan, setiap desa itu anggarannya Rp22 miliar. Jadi, Rp13 triliun ini berarti kita bisa membangun 600 kampung nelayan," kata dia.

Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan terima kasih kepada Kejaksaan Agung yang telah mengungkap kasus tersebut. Menurutnya, masih banyak kasus penyelundupan kekayaan negara yang pergi ke luar negeri.

"Ini saya ibaratkan arti dari pada uang yang nyaris hilang dan ini baru satu sektor kelapa sawit, dan satu bentuk penyimpangan yaitu tidak diutamakan atau tidak dipatuhi kewajiban untuk menyediakan kebutuhan bangsa dan negara, padahal ini adalah bumi dan air milik bangsa Indonesia, hasilnya diambil dikeruk, dibawa ke luar negeri. Rakyat dibiarkan kesulitan minyak goreng untuk berminggu-minggu, ini sebetulnya menurut saya sangat kejam, sangat tidak manusiawi, apakah ini benar-benar murni keserakahan atau ini bisa digolongkan subversi ekonomi sebenarnya," imbuh Prabowo.

Editorial Team