Ilustrasi rapat di DPR RI (Youtube.com/DPR RI)
Sementara, cendekiawan sosial-politik, Dimas O Nugroho, berpendapat Indonesia menghadapi sebuah zaman bergerak, mulai dari kemunculan "New Media", yang kemudian melahirkan "New Economy" hingga "New Politics".
"Secara sosiologis lazimnya pergerakan sosial-ekonomi-politik melahirkan dampak ikutan," kata dia, dalam acara yang sama.
Terlebih lagi, kata Dimas, jika ditambah cengkeraman pandemik COVID-19 dan berbagai dampak perubahan sosial yang terjadi.
"Maka, respons masyarakat terhadap krisis dan tekanan perubahan dapat terbelah ke dalam dua kemungkinan: adaptasi, melahirkan sebuah kompromi atau konsensus, atau sebaliknya, keresahan, kesenjangan yang melahirkan ketegangan, bahkan konflik," katanya.
Dimas pun memprediksi masyarakat dalam menghadapi gegar budaya, sebagai implikasi transformasi sosial-ekonomi-politik yang terjadi pada era kekinian.
Menurut dia, Indonesia adalah negara kepulauan, majemuk secara sosio-historis, yang memiliki pengalaman transformasi yang tak mudah, dramatis, bahkan traumatik pada sejumlah fase ekonomi-politik yang menentukan.
Sebagai negara besar dengan sumber daya yang besar, demografi dan potensi pasar yang kuat, kata Dimas, Indonesia juga memiliki problem, kerentanan dan tantangan yang tak kalah seriusnya.
"Saya berpendapat bahwa faktor pandemik COVID-19 telah menjadi variabel tidak terduga by nature, namun by force: telah membuka peluang sekaligus memaksa negara-bangsa Indonesia dengan segala problem sosio-historis-nya untuk melakukan kompromi, rekonsiliasi dan konsolidasi politik," kata dia.
Pada tataran suprastruktur negara, sekaligus melakukan pembenahan pada tataran infrastruktur pemerintahan dan pelayanan publik.
Dalam perspektif politik, kata Dimas, momen pandemik yang terjadi di tengah tekanan transformasi digital dan lanskap sosial ekonomi yang berubah ini, telah pula menjadi kesempatan untuk Indonesia yang beragam merumuskan ulang dan mereformulasikan strategi kebangsaannya.
"Ini untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap impitan sekaligus peluang di era baru," ucap Dimas.