Jakarta, IDN Times - Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengungkapkan visi Indonesia sebagai contoh dalam membangun dialog antar agama, perdamaian, dan keadilan sosial. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam forum Internasional yang digelar di Georgetown University, Amerika Serikat, pada Selasa 20 Mei 2025, yang diselenggarakan oleh School of Foreign Service Institute for the Study of Diplomacy bersama Alwaleed Center for Muslim-Christian Understanding.
Menag Kenalkan Curriculum of Love, Inovasi Moderasi Beragama di Indonesia

Intinya sih...
- Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengungkapkan visi Indonesia sebagai contoh dalam membangun dialog antar agama, perdamaian, dan keadilan sosial.
- Indonesia merupakan negara beragam dengan lebih dari 700 bahasa, 1.300 suku bangsa, enam agama resmi, dan ratusan kepercayaan lokal.
- Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Nasaruddin memiliki program prioritas Curriculum of Love yang menanamkan nilai-nilai cinta kasih pada sistem pendidikan.
1. Peran strategis agama dalam keberagaman dan stabilitas politik
Menag menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara beragam dengan lebih dari 700 bahasa, 1.300 suku bangsa, enam agama resmi, dan ratusan kepercayaan lokal. Dalam konteks tersebut, agama tidak sekadar menjadi identitas spiritual, melainkan juga memerankan peran penting dalam memperkuat korelasi sosial dan menjaga stabilitas politik.
"Tidak ada kebijakan strategis di Indonesia yang diambil tanpa mempertimbangkan nilai-nilai agama,” ujar Nasaruddin dilansir dari laman Kemenag RI pada Kamis (22/5/2025).
Kebebasan beragama, sambungnya, dijamin oleh konstitusi, namun harus dijalankan dengan tanggung jawab dan menghormati hak orang lain. Hal itu merupakan wujud moderasi beragama di Indonesia.
2. Kurikulum Cinta Kasih, inovasi moderasi beragama di sekolah
Salah satu program prioritas Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Nasaruddin adalah Curriculum of Love, yakni kurikulum yang berlandaskan pada nilai-nilai cinta kasih yang menanamkan pada nilai kebangsaan, toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman dalam sistem pendidikan.
“Kami menanamkan bahwa menjadi orang beragama berarti menjadi warga negara yang baik. Toleransi bukan berarti menyamakan semua agama, melainkan menghormati perbedaan dan membiarkan setiap orang menjalankan keyakinannya dengan bebas,” ujarnya.
Nasaruddin juga menekankan pentingnya melestarikan tradisi lokal sebagai bagian dari ekspresi keberagaman yang hidup dan dinamis.
3. Kemenag tegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong kesetaraan gender
Dalam forum tersebut, Nasaruddin juga menegaskan komitmen Indonesia dalam memajukan kesetaraan gender. Ia menyatakan pendekatan berbasis agama berhasil untuk membuka akses pendidikan dan partisipasi politik yang lebih luas bagi perempuan.
“Di Indonesia, tidak kurang dari 25 persen lembaga pendidikan dijalankan oleh organisasi keagamaan. Mereka menjadi garda depan dalam pemberdayaan perempuan,” kata Nasaruddin.
4. Kenalkan konsep ekoteologi untuk pelestarian lingkungan
Menag turut memperkenalkan konsep ekoteologi, yaitu pendekatan keagamaan yang menempatkan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah. Menurutnya, akar dari krisis lingkungan global bukan hanya teknologi, melainkan cara pandang manusia terhadap dirinya dan alam semesta.
“Menanam pohon adalah ibadah ekologis. Itu bentuk nyata dari cinta kepada Tuhan dan ciptaan-Nya,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kementerian Agama telah menggagas gerakan penanaman pohon di lingkungan sekolah, kantor, dan rumah ibadah untuk membangun kesadaran ekologis kolektif. Gerakan ini berfungsi sebagai sarana pendidikan karakter, khususnya bagi siswa madrasah dan santri agar lebih mencintai lingkungan sejak dini.
5. Kemenag serukan kolaborasi lintas iman
Sebagai penutup pidatonya, Nasaruddin mengutip Surat Al-Baqarah ayat 62 yang menegaskan bahwa keselamatan dan kebahagiaan tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam, tetapi juga bagi siapa pun yang beriman kepada Tuhan dan berbuat kebaikan, termasuk diantaranya kaum Yahudi, Kristen, dan Sabiin.
“Kita semua adalah pewaris agama Abrahamik. Mari bekerja sama menjadikan dunia ini lebih baik,” tandasnya.