Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Irfan Fathurohman

Jakarta, IDN Times - Pertemuan Ketua Umum dari dua kubu partai politik yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, menguatkan asumsi masyarakat terkait akan adanya rekonsiliasi politik dalam pemerintahan mendatang.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai pertemuan dua tokoh nasional tersebut dapat dikatakan sudah mengarah ke sana.

Ujang menjelaskan hal tersebut dapat dikatakan sebagai prakondisi atau prasyarat untuk Partai Gerindra mengarah pada menjalin koalisi dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

“Pertemuan ini yang sebelumnya diawali dengan pertemuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo, kita sebut akan menjalankan dalam mengonstruksi atau membangun rekonsiliasi,” ujar Ujang kepada IDN Times, hari ini (27/7).

1. Oposisi perlu restu seluruh partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf jika ingin bergabung

IDN Times/Irfan Fathurohman

Ujang menjelaskan, Partai Gerindra perlu menarik hati para partai politik pendukung Jokowi-Ma’ruf jika ingin membangun koalisi bersama dalam pemerintahan.

Pertemuan yang dilakukan oleh Prabowo dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, dan dengan Ketua Umum PDIP Megawati, dianggap belum cukup untuk mendapat kunci menuju pintu koalisi.

Oleh karena itu, Ujang melihat perlu adanya pertemuan-pertemuan lain yang harus dilakukan Partai Gerindra dengan partai-partai politik pendukung Jokowi-Ma’ruf apabila ingin membangun koalisi.

“Jadi begini, rekonsiliasi itu, atau bergabungnya Gerindra dengan Jokowi-Ma'ruf nanti dengan nama koalisi katakanlah, itu kan tidak cukup pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo saja, tapi harus juga melibatkan partai-partai koalisi Jokowi Ma'ruf,” ujar Ujang.

2. Pertemuan Mega-Pro dinilai menjadi awal meminta restu rekonsiliasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di