Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menyinggung sosok mantan politisi PDIP, Maruarar Sirait. Megawati sempat kaget membaca nama Maruarar.
Momen itu terjadi saat Megawati menyampaikan sambutan di acara peluncuran buku advokat kenamaan sekaligus mantan Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis di Four Seasons Jakarta, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2024).
Dalam acara itu, Megawati meminta secara khusus kepada pembawa acara agar nama mantan Hakim MK, Maruarar Siahaan dipanggil jadi M Siahaan. Ia pun mengaku awalnya sempat kaget saat mendengar nama 'Maruarar'.
"Jadi tadi, sambil duduk, saya menyindir Pak Mauarar Siahaan. Karena waktu saya baca di sini, kaget, karena belum (tahu nama) belakangnya," tutur dia.
"Jadi saya usul, makanya tadi Mbak MC memotong nama panjang. Diganti sama M Siahaan. Jadi supaya tahu, saya soalnya nanya sama beliau, 'yang mana ini Maruarar-nya?," sambungnya.
Pada awal 2024, Maruarar Sirait menyatakan keluar dari PDIP, partai yang didirikan ayahnya. Alasannya, dia ingin mengikuti jejak Jokowi yang keluar dari partai berlambang banteng merah tersebut.
Pada 10 April 2024, Ara menyatakan resmi bergabung dengan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto.
“Saya kalau orang masuk kan berproses, jadi anggota biasa. Penugasannya apa, tentu kita mengikuti arahan Pak Prabowo,” ucap Ara usai bersilaturahmi dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 2024 ke rumah dinas Bahlil Lahadalia di kawasan Jakarta Selatan.
Politikus Gerindra, Maruarar Sirait atau yang biasa dipanggil Ara dilantik menjadi Menteri Perumahan dalam Kabinet Merah Putih di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Nama Ara diumumkan oleh Prabowo sebagai Menteri Perumahan pada Minggu (20/10/2024). Ara pun dilantik pada Senin (21/10/2024).
Pria yang akrab dipanggil Ara itu lahir di Medan, Sumatra Utara pada 23 Desember 1969. Ia adalah anak dari Sabam Sirait dan Sondang Boru Sidabutar.
Sang ayah, Sabam Sirait adalah salah satu pendiri PDI, yang menjadi PDIP setelah penggabungan PNI, Partai Murba, Parkindo, dan Partai Katolik.
Sabam pernah menjadi Sekjen PDIP periode 1973-1986, dan anggota DPR RI pada periode 1967-1971, 1977-1982, 1992-1997, dan 1999-2004. Sabam meninggal dunia pada 29 September 2021, di usia 84 tahun.