PDIP: Sayembara Ala Maruarar Sirait Penistaan Bagi KPK

- Ketua DPP PDIP menilai sayembara Rp8 miliar untuk menangkap buronan Harun Masiku sebagai penistaan terhadap KPK.
- Politikus Gerindra Maruarar Sirait siapkan dana pribadi sebesar Rp8 miliar untuk menemukan dan menangkap Harun Masiku atas kasus suap mantan Komisioner KPU.
Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengatakan, sayembara yang dilakukan oleh Politikus Partai Gerindra Maruara Sirait sebesar Rp8 miliar untuk menangkap buronan Harun Masiku merupakan penistaan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui sayembara ini, Deddy mengatakan, KPK akan dinilai tak bisa dipercaya menangkap Harun Masiku. Karena itu, seharusnya KPK protes atas aksi yang dilakukan oleh Maruarar Sirait.
"Apa yang dilakukan oleh Ara (Maruarar Sirait) itu sebenarnya adalah penistaan terhadap KPK karena KPK tidak bisa dipercaya untuk melaksanakan kerjanya, sehingga dia harus menghasut rakyat dengan iming iming 8 miliar untuk menangkap buronan KPK," kata Deddy Sitorus di Kantor DPP PDIP, Kamis (28/11/2024).
1. Maruarar Sirait mau buat sayembara terkait Harun Masiku

Sebelumnya, Maruarar Sirait menyatakan akan mengadakan sayembara untuk menemukan buronan KPK, Harun Masiku. Tak tanggung-tanggung, dana Rp8 miliar sudah disiapkannya bagi yang berhasil menemukan dan menangkap buronan tersebut.
Ara memastikan, uang tersebut berasal dari kocek pribadinya. Menurut dia, untuk menemukan Harun Masiku dibutuhkan partisipasi publik, karena dia ingin menunjukkan bahwa tak ada orang yang kebal hukum di tanah air.
Harun Masiku merupakan buron atas kasus dugaan suap mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan. Harun sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut sejak 2020 bersama dengan tiga orang lainnya.
Namun, hingga saat ini, dia tak kunjung ditangkap. Bahkan, KPK memasukkan Harun ke dalam daftar buronan pada 29 Januari 2020.
"Kita berharap negara ini tidak ada kebal hukum. Masa ada orang yang sudah bertahun-tahun tersangka, kok bisa bebas berkeliaran?”ujarnya.
2. Tak ada seorangpun kebal hukum di Indonesia

Ia menduga, Harun Masiku melibatkan orang besar dalam kasus yang besar juga, sehingga membuatnya tak kunjung tertangkap aparat penegak hukum. Kondisi ini pun yang mendorongnya tertarik dan ikut berpartisipasi pengungkapannya dengan melakukan sayembara bagi yang bisa menemukan Harun Masiku.
Dengan begitu, lanjut Ara, hukum di negara Indonesia tidak boleh kalah dengan koruptor. Sehingga dipastikan tidak ada orang yang kebal hukum di negara ini.
"Menurut saya pasti ini kan melibatkan kasus besar, melibatkan orang besar. Ya, kita partisipasi dong. Sebagai warga negara, saya diberkati sama Tuhan, saya ada rezeki," ujar Ara.
"Kita pengen negara ini tidak kalah dengan koruptor. Orang tanah koruptor saja kita jadikan rumah buat rakyat. Jadi nggak boleh ada orang yang kebal hukum di negara ini," tambahnya.
3. Harun Masiku sudah lama jadi buronan KPK

Ara mengungkapkan, kasus hilangnya Harun Masiku perlu diangkat kembali karena sudah sejak lama kasus ini tak menunjukkan perkembangan.
"Orang itu kok hebat sekali sih? Berapa tahun nggak ketemu, nggak ada jejaknya. Nah dengan sekarang kan isu ini terbuka lagi, hangat lagi," kata dia.
"Tentu wartawan juga bisa cari bantuan, bisa dapat Rp8 miliar loh, kalau bisa nangkap. Apa salahnya saya memberikan itu? Kan partisipasi publik, orang uang pribadi kok,” sambungnya.