Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Mal (IDN Times/Besse Fadhilah)

Jakarta, IDN Times - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan syarat tes antigen atau PCR sebagai pilihan masuk ke mal, bagi yang belum vaksinasi COVID-19, tidak tepat. Menurut dia, syarat tersebut hanya akan memberatkan masyarakat dan tidak efektif.

"Dalam situasi begini, jangan membuat aturan yang memberatkan pemerintah sendiri, memberatkan masyarakat dan juga memberatkan sektor-sektot vital, ekonomi dan sebagainya," kata Dicky kepada IDN Times, Rabu (11/8/2021).

1. Testing lebih baik dimaksimalkan untuk yang kontak erat

Petugas melakukan tes cepat antigen kepada calon penumpang kereta listrik (KRL) di Stasiun Tangerang, Banten, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Fauzan.

Meski demikian, Dicky menyebut tujuan pemerintah memang sudah bagus untuk membatasi masyarakat yang mau ke mal. Namun, dia menilai hal itu juga tidak efektif dan efisien.

Sebab, testing COVID-19 sebaiknya diprioritaskan pemerintah untuk kontak erat, bukan tes acak seperti itu.

"Itu testing yang benar (ke kontak erat). Jadi bukan semua asal ditesting. Sudah (alat) terbatas, mahal, jadi memberatkan. Jadi kurang tepat," terang Dicky.

2. Testing acak dan tak beraturan jadi tidak bermakna

Editorial Team

Tonton lebih seru di