Pemerintah Prediksi Wisata Alam akan Booming Usai Pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Sektor pariwisata menjadi salah satu area yang terdampak cukup parah dari pandemik COVID-19 atau virus corona. Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah untuk menyelamatkan sektor pariwisata.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut sektor pariwisata Indonesia harus disiapkan dari sekarang. Sebab, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memprediksi sektor pariwisata akan naik di tahun depan.
“Presiden memperkirakan tahun depan terjadi booming di sektor pariwisata sehingga industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus siap,” kata Moeldoko dalam acara webinar Reopening Ekonomi Indonesia: Berdamai dengan COVID-19, Menyongsong Protokol New Normal di daerah Pariwisata se-Indonesia, pada Kamis (14/5).
Lalu, apa strategi untuk memulihkan kembali sektor ekonomi?
1. Usai pandemik COVID-19 berakhir, tempat wisata diprediksi akan kembali booming
Moeldoko memaparkan, ada tiga langkah penting yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan sektor pariwisata. Pertama, program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang tepat sasaran. Kedua, realokasi anggaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diarahkan pada program padat karya bagi pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ketiga, menyiapkan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Setelah penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berakhir, ada berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat. Di antaranya adalah berkumpul dengan teman, pergi ke tempat wisata atau rekreasi, tempat makan, pusat perbelanjaan, bepergian ke luar kota dan lain-lain," tutur Moeldoko.
Ia mengatakan usainya pandemik harus dilihat sebagai peluang hingga sektor pariwisata bisa bangkit dan tumbuh kembali.
2. Tempat wisata alam diprediksi akan populer usai pandemik COVID-19
Moeldoko menuturkan, penerapan kebijakan sosial atau physical distancing mempengaruhi kebiasaan berwisata masyarakat. Wisatawan akan tetap berhati-hati dan lebih suka menghindari tempat wisata yang ramai.
"Tempat wisata luar ruangan dan yang berhubungan dengan alam akan menjadi tujuan paling populer untuk perjalanan di masa depan. Paket wisata grup akan berkurang popularitasnya dan akan berganti dengan perjalanan mandiri," ujarnya.
Wisatawan yang berusia muda, ia mengatakan, akan melakukan perjalanan wisata terlebih dahulu. Wisatawan akan lebih memilih untuk melakukan perjalanan dengan jarak yang relatif dekat atau menempuh waktu lebih singkat.
“Demografi wisatawan yang berubah dan situasi ekonomi secara keseluruhan akan menentukan pola pengeluaran wisatawan,” tutur dia.
3. Moeldoko minta para pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mengubah pendekatan dan strategi mereka
Moeldoko juga mengingatkan agar para pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga harus mengubah pendekatan dan strategi yang mereka miliki. Tak hanya itu, mantan Panglima TNI itu juga berpesan agar beberapa hal diperbaiki, mulai dari optimalisasi sumber daya sesuai dengan potensi pasar baik domestik dan regional, penerapan protokol keamanan dan kebersihan, pelayanan yang bisa memberi kepercayaan, higienitas proses dan fitur produk perlu dimodifikasi, hingga komunikasi dan saluran penjualan harus menyesuaikan dengan pelanggan yang berubah.
“Milennial dan Gen Z akan menggantikan generasi baby boomer. Kita harus siap menghadapi itu,” ungkap Moeldoko.
4. Pariwisata belum tentu bisa pulih bila tak ada rasa percaya dari konsumen
Namun, rencana untuk memulihkan ekonomi itu disangsikan oleh sebagian pihak. Salah satunya adalah pendiri gerakan Kawal COVID-19, Ainun Najib. Di salah satu cuitannya pada (14/5) lalu, ia meminta kepada pemerintah untuk bersikap realistis sebelum membuka pintu agar warga kembali berwisata.
"Pariwisata tidak akan pulih. Realistis saja. Kemarin WHO bahkan menyatakan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang dari muka bumi. Maka masyarakat yang waras pasti menghindari berwisata kecuali penting," cuitnya.
Ia pun menyentil pemerintah bila ingin memulihkan sektor pariwisata maka kuncinya ada di pemulihan kepercayaan masyarakat Indonesia dan dunia atas transparansi penanganan wabah serta data.
"Sehingga, wisatawan domestik dan mancanegara teryakinkan atas keamanan zona-zona hijau beneran hijau bukan merah tapi ditutup karpet," katanya lagi.