Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jakarta, IDN Times - Pengamat politik Ujang Komaruddin menunggu sikap tegas dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo, untuk segera membuktikan ucapannya soal rencana reshuffle kabinet di Kabinet Indonesia Maju.

Ujang menilai, marahnya Jokowi dapat dimaknai dari dua sisi. Pertama adalah sebuah gimmick politik dan kedua memang karena kinerja para menterinya yang dinilai biasa-biasa saja, terutama saat pandemik COVID-19 seperti sekarang ini.

1. Jika tidak ada reshuffle kabinet, marahnya Jokowi hanya gimmick

Rapat Terbatas Presiden Joko Widodo dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Jokowi menunjukkan kegeramannya pada sejumlah menteri saat sidang kabinet paripurna pada 18 Juni lalu. Namun, video tersebut baru diungggah oleh Sekretariat Presiden pada tanggal 28 Juni 2020.

“Mengukurnya adalah ketika nanti ke depan apakah ada reshuffle atau tidak. Kalau tidak ada reshuffle berarti hanya retorik atau gimmick,” kata Ujang saat dihubungi IDN Times, Rabu (1/7).

2. Presiden punya hitung-hitungan politik untuk melakukan reshuffle kabinet

Editorial Team

Tonton lebih seru di