Bogor, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi salah satu tamu yang diundang oleh Wali kota Bogor Bima Arya dalam pertemuan bertajuk "Silahturahmi Bogor Untuk Indonesia". Acara yang diselenggarakan di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Rabu (15/5) ini, dihadiri oleh beberapa gubernur, wali kota, dan tokoh politik.
Gubernur yang akrab disapa dengan Kang Emil ini menjelaskan, selain masalah politik nasional, pertemuan tersebut juga sempat membahas kondisi Jawa Barat saat ini.
Mantan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan, situasi politik saat ini sedang memanas. Masyarakat terus mengkotak-kotakan diri akibat perbedaan pilihan politik. Sebagai pemimpin, ucap Kang Emil, harus bersama-sama mengajak masyarakat untuk tetap damai.
"Kalau sendiri bunyinya kan kurang maksimal. Kalau waktu bersamaan oleh para tokoh-tokoh, mood warga terbawa oleh postingan kita, oleh statement kita," ujar Kang Emil.
Pesta demokrasi sudah menjadi rutinitas yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali. Maka dari itu, Kang Emil mengimbau masyarakat untuk tidak bergembira atau bersedih berlarut-larut, serta mengikuti peraturan yang telah dibuat negara.
"Ini kan rutinistas lah. pasti ada perbedaan, kekecewaan, kegembiraan, tapi kan negara sudah menyiapkan yang namanya mekanisme-mekanisme peraturan perundangan," imbuhnya.
Saat ini, ranah politik banyak diisi oleh pemimpin-pemimpin muda. Pada dasarnya, Ridwan Kamil tidak mempermasalahkan hal tersebut, apalagi ketika dikatakan dia menjadi salah satu bagian dari sebutan itu. Arsitek yang terkenal dengan desain masjidnya ini hanya menyampaikan, pemimpin muda harus bisa menjadi penyejuk dan tidak menambah rumit situasi.
"Ya kalau muda tidak muda kan cuma masalah usia. Saya menitipkan pesan untuk penyejuk, akar rumput kan ini lagi tegang, lagi gelisah masa pemimpin-pemimpin mempertambah ketegangan, kegelisahan. sebenarnyaa itu yang dibahas tadi," usai acara silaturahmi.
Walaupun situasi sedang memanas, Kang Emil yakin hal ini akan membaik. Dalam kesempatan ini, dia mengatakan, masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan kondisi pesta demokrasi seperti ini. Yang harus dilakukan oleh para pemimpin saat ini hanyalah, mengawal dan mengimbau agar masyarakat menjaga perdamaian apalagi di bulan Ramadan saat ini.
"Inshaallah rakyat akan tenang karena sudah mengalami hal ini setiap 5 tahun sebelumya, jika ada yang berbeda harus diserahkan kepada proses hukum yang berlaku di konstitusi hukum " ucapnya optimis.