Rumahnya Diteror Bom, Jurnalis Victor Mambor: Ini Sengaja!

Victor menjelaskan, jelang kejadian dirinya tengah mengerjakan sesuatu pada pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT. Pada waktu itu, dia juga masih menonton televisi. Tiba-tiba dia mendengar bunyi dari luar seperti suara motor matic yang sedang di-starter.

"Terus bunyinya hilang. Setelah hilang sekitar dua menit di sekitar rumah saya kemudian jalan motornya," kata dia.

Satu menit usai motor itu melaju, ujar Victor, terdengar bunyi ledakan di samping rumahnya seperti suara petasan atau tembakan.

"Ini dekat sekali bunyinya sampai orang satu komplek juga pagi-pagi mereka datang tanya yang meledak apa. Hampir semua tetangga dan saya sendiri mengira kabel listrik meledak, tapi saya lihat ini kok tidak ada api," kata Victor.

Orang-orang pun, kata dia, akhirnya banyak yang keluar rumah dan melihat kondisi sekitar rumahnya. Dia juga mencium bau belerang dan asap yang masih mengepul.

Dia lantas menyadari ada bara seperti belerang yang masih menyala dan benda itu dipastikan bukan petasan. Dia pun meyakini tindakan itu suatu kesengajaan.

"Bukan sesuatu tidak direncanakan, ini sengaja," ujarnya.

Setelahnya, dia pun mengambil senter dan menerangi benda berasap di dekat rumahnya itu. Hasilnya, ia melihat ada sumbu kompor dengan kondisi yang satu masih terlihat panjang, sedangkan satunya tinggal serat.

"Saya yakin dari situ bukan petasan dan hampir sama ini modusnya saat mobil saya dirusak" kata Victor.

Dalam kondisi yang cukup gelap, Victor juga melihat bahwa ada plastik yang terbakar dengan sumbu kompor.

Viktor menegaskan, bom yang meledak itu berada di gerbang luar rumahnya, dengan jarak sekitar tiga hingga empat meter dari rumah. Menurutnya, jika benda itu diletakkan di rumah, maka kediamannya bakal hancur.

"Kalau ditaruh di dalam rumah saya, bobol itu rumah saya," katanya.

Victor mengaku bingung tiba-tiba mendapat teror, tapi dia mengindikasikan hal ini ada kaitannya dengan sejumlah isu yang sedang dikawal. Mulai dari persidangan mutilasi empat warga Mimika, pengadilan Paniai, dan sejumlah kasus penembakan di pegunungan Bintang.

Bukan hanya kali ini teror menimpa Victor yang juga merupakan pendiri situs media independen Jubi.id. Dia juga beberapa kali mendapatkan serangan digital seperti doxing, peretasan, dan pelecehan online. Pada 2021, mobilnya bahkan sempat menjadi sasaran vandalisme.

Menurut catatan AJI, Papua merupakan wilayah paling berbahaya bagi jurnalis di Indonesia. Bahkan sepanjang 2000-2021 terdapat 114 kasus kekerasan menimpa jurnalis. 

Sementara itu, Kepolisian Resor Jayapura Kota menyelidiki kasus bom yang meledak di rumah Victor Mambor ini.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, menjelaskan bahwa sudah ada langkah penyelidikan dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Sudah dilakukan olah TKP dan sedang dalam penyelidikan Polres Jayapura Kota," kata dia dilansir dari ANTARA, Selasa.