Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman. (dok. BPDPKS)

Jakarta, IDN Times - “No Palm Oil, No Life” menjadi slogan baru yang dipopulerkan Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman dalam salah satu sesi Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023.

Slogan ini sangat relevan dengan kenyataan bahwa minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati paling serbaguna di dunia dan paling produktif dengan penggunaan lahan paling sedikit pada setiap ton yang dihasilkannya.

1. Program mandatori Biodiesel merupakan salah satu kunci dalam mencapai penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia

ilustrasi minyak sawit (poilindonesia.com)

Untuk memenuhi kebutuhan global maka pentingnya program PSR tidak boleh diabaikan. “Tanpa program ini, produktivitas perkebunan kelapa sawit diproyeksikan akan menurun secara serius,” ujar Eddy.

Pada tahun 2025, Eddy menyebutkan, diperkirakan produksi CPO (Crude Palm Oil) hanya akan mencapai sekitar 44 juta metrik ton. Hal Ini menekankan peran penting program ini dalam menjaga keberlanjutan industri tersebut.

“Program mandatori Biodiesel merupakan salah satu kunci dalam mencapai penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia,” tegas Direktur Jendral Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE), Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Yudo Dwinanda Priaadi dalam Indonesian Palm Oil Conference 2023 (IPOC) yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali, Kamis (2/10).

2. Implementasi biofuel melalui B35 pada tahun 2023 memiliki alokasi dari domestik sebesar 13.15 juta kilo liter

Editorial Team

Tonton lebih seru di