Survei SMRC: Mayoritas Kelompok 212 Dukung Anies di Pilpres 2024

22 Sep 2023, 13:21 WIB

Suasana Aksi Reuni 212 pada Kamis (2/12/2021). (IDN TImes/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat, sebanyak 42 persen pendukung Gerakan 212 memilih capres Anies Baswedan. Sementara, sebanyak 35 persen memilih Prabowo Subianto, dan 18 persen memilih Ganjar Pranowo.

Survei ini berlangsung pada 31 Juli sampai 11 Agustus 2023, yang kemudian dirilis pada Kamis, 21 September 2023, melalui program Bedah Politik bersama Saiful Mujani: Kelompok 212 dan Pilpres 2024, dilansir dari kanal YouTube SMRC TV.

Survei SMRC melibatkan 4.260 responden yang dipilih secara random, dengan usia 17 tahun atau lebih. Responden diwawancarai secara tatap muka. Sedangkan, ambang batas kesalahan atau margin of error sekitar 1,65 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

1. Berkaca di Pilpres 2019, kelompok 212 dukung Prabowo Subianto tanpa syarat

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Saiful menjelaskan, gerakan 212 terbentuk pada 2 Desember 2016. Saat itu terjadi demonstrasi besar terkait tuntutan agar gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Thahaja Purnama atau Ahok dipenjara, lantaran diduga menghina Al Qur'an. Gerakan ini sukses, kemudian Ahok dipenjara selama dua tahun.

"Pada 2019, pendukung gerakan 212 bersama elite politiknya mendukung Prabowo, namun kalau saat ini belum menentukan akan mendukung siapa," ujar Saiful.

Sebelumnya, kelompok 212 berada di barisan terdepan dalam mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Selama berbulan-bulan, kelompok 212 yang terdiri dari ulama, habib, dan umat Islam mendukung Prabowo Subianto tanpa syarat.

2. Gerakan 212 diklaim mewakili 35 juta orang, mayoritas pilih Anies Baswedan di Pilpres 2024

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) menyapa para aparatur sipil negara (ASN) saat acara perpisahan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/10/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom)

Saiful mengatakan, publik yang mendukung gerakan 212 ini diperkirakan mencapai 16 sampai 17 persen populasi atau sekitar 30 hingga 35 juta orang. Gerakan 212 mewakili jumlah masyarakat besar.

"Itu kekuatan yang besar dan saya kira belum ada demo yang sebesar itu, kecuali demo yang menjatuhkan Soeharto. Demo 212 relatif tertib," ujar dia.

Berdasarkan hasil survei, yang pernah ikut gerakan 212 memilih mendukung Anies Baswedan sebanyak 43 persen, sementara Prabowo 35 persen, dan Ganjar 16 persen.

Saiful menyebut, Anies belum pernah mendapat dukungan 42 persen publik secara nasional dalam pelbagai survei. Namun, di kalangan pendukung 212, dia bisa mendapatkan angka tersebut.

Data ini menunjukkan, dukungan massa 212 lebih condong ke Anies daripada ke Prabowo pada Pemilu 2024.

"Gerakan 212 memiliki efek signifikan pada pilihan presiden. Jadi umumnya pendukung gerakan 212 itu, kalau tidak ke Anies ya ke Prabowo," sebut Saiful.

3. Massa 212 adalah modal besar, tak mungkin ditinggalkan

Massa Reuni 212 (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Menurutnya Saiful, apabila Prabowo melawan Ganjar lolos ke putaran kedua, massa 212 akan memilih mantan Danjen Kopassus. Namun sebaliknya, apabila yang lolos ke putaran kedua Anies dan Prabowo, massa akan condong ke Anies.

Saiful menjelaskan, data ini cukup konsisten. Gerakan 212 dibangun untuk menjatuhkan Ahok sehingga pada Pilpres 2019, merapat ke Prabowo karena ingin mengalahkan Jokowi yang mendukung Ahok.

Kendati, saat ini Prabowo dekat dengan Jokowi, sehingga gerakan 212 besar kemungkinan semakin mengukuhkan mendukung Anies.

"Massa 212 adalah modal besar pemilih Prabowo yang tidak akan ditinggalkan, tapi mungkin dia (Prabowo) tidak akan secara eksplisit menunjukkan kedekatannya dengan kelompok 212," tutupnya.

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.